Penulis
Intisari-Online.com - Berbagai tempat yang menarik untuk dikunjungi ada di ibu kota Timor Leste, Dili.
Ada Museum Perlawanan Dili dan monumen di pemakaman Santa Cruz, yang merupakan landmark yang didedikasikan untuk gerakan perlawanan Dili.
Dua pasar paling populer, yaitu pasar Tais dan Komoro, juga ada di ibu kota Timor Leste.
Di pasar tersebut, pembeli dapat membeli kain tenun khas Timor Leste dan barang-barang tradisional Timor lainnya.
Namun, tempat paling menarik di ibu kota Timor Leste yang juga menjadi ikon negara ini adalah Patung Cristo rei.
Patung Cristo Rei merupakan sebuah patung Yesus yang tingginya mencapai 88,6 kaki (27 meter).
Patung itu terlihat mirip dengan Christ the Redeemer di Rio de Janeiro.
Untuk mencapai ikon Timor Leste tersebut, pendaki harus menaiki hampir 600 anak tangga.
Kini menjadi ikon negara termuda Asia Tenggara ini, tahukah Anda bahwa Patung Cristo Rei yang ada di Dili merupakan 'warisan' pemerintah Indonesia?
Seperti banyak diketahui, Timor Leste pernah menjadi bagian Indonesia, yaitu sejak tahun 1975 hingga 1999.
Wilayah ini berintegrasi dengan Indonesia setelah pasukan Indonesia menginvasinya.
Ketika Portugis meninggalkan Timor Leste, rakyat wilayah berjuluk Bumi Lorosae ini terpecah.
Muncul kelompok pro-kemerdekaan, serta kelompok pro-integrasi dengan Indonesia.
Indonesia yang menginvasi Timor Leste sejak 7 Desember 1975, kemudian berhasil menjadikannya sebagai provinsi termuda saat itu.
Namun, selama Timor Leste menjadi bagian wilayah Indonesia, kelompok pro-kemerdekaan terus bergerilya menentang pemerintah Indonesia.
Wilayah Timor Leste pun lepas dari Indonesia melalui referendum pada 30 Agustus 1999, kemudian secara resmi berdiri sebagai negara merdeka pada 20 Mei 2002.
Selama kurang lebih 24 tahun berada di bawah pemerintahan Indonesia, tentunya dilakukan pembangunan di wilayah ini.
Dulu, Timor Leste merupakan provinsi ke-27 Indonesia dengan nama Timor Timur.
Pada tahun 1996, patung fenomenal ini dibangun di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.
Melansir atlasobscura.com, patung Cristo Rei dibangun oleh Presiden Soeharto sebagai hadiah dari Indonesia kepada Timor Leste.
Saat itu, Presiden Soeharto ingin memperingati 20 tahun invasi dan aneksasi Indonesia atas Timor Timur dengan setengah meminta maaf kepada rakyat Timor Timur atas beberapa dekade pendudukan Indonesia.
Patung yang berdiri kokoh di Dili itu dibuat di kota Bandung, Indonesia.
Disebut, hampir semua pekerja yang mengukir wajah Yesus menjadi tembaga adalah Muslim.
Patung itu hadir dengan tiga bulan pembangunan dan biaya 5 miliar rupiah ($ 559.000).
Meski telah membangun Patung Yesus di wilayah dengan mayoritas agama penduduknya adalah Katolik, ternyata pemerintah Indonesia masih gagal memenangkan hati warga Timor Leste.
Disebut bahwa alasannya adalah karena Soeharto memiringkan patung itu menghadap ibu kota Indonesia, Jakarta, yang menimbulkan kontroversi di antara orang Timor.
Dikatakan bahwa tipuan tersebut tidak banyak berpengaruh dalam menghentikan gerakan kemerdekaan Timor Timur, sisi yang sangat banyak dipilih rakyat Timor pada tahun 1999.
Meski begitu, patung Kristus di Dili tersebut masih berdiri hingga saat ini, menjadi salah satu 'warisan' pemerintah Indonesia di Timor Leste.
Timor Leste sendiri termasuk negara dengan agama kristen terbesar secara presentase di wilayah Asia Tenggara.
Presentase agama Kristen di Timor Leste adalah sekitar 99 persen dari total populasinya.
Mayoritas agama di Timor Leste adalah Kristen, tepatnya Kristen Katolik.
Meski begitu, konstitusi negara ini tetap melindungi hak kebebasan beragama.
(*)