Find Us On Social Media :

Pantas China Ngotot Ingin Berhubungan dengan Taliban Sampai Ajukan Syarat Ini, Padahal China Dituduh Melakukan Perbudakan Umat Muslim

By Tatik Ariyani, Sabtu, 4 September 2021 | 15:49 WIB

Presiden China Xi Jinping - China sedang giat menyebarkan propagandanya ke dunia

Intisari-Online.com - Seorang pakar teknologi Geoffrey Cain memperingatkan bahwa China telah menciptakan “jaring kecerdasan buatan besar-besaran” yang menargetkan Uyghur, dan minoritas Muslim lainnya.

Lebih dari satu juta Muslim diyakini telah ditahan di kamp-kamp interniran, di wilayah barat China, Xinjiang.

Ada laporan luas tentang penyiksaan, kerja paksa dan pelecehan seksual di fasilitas tersebut.

Cain adalah penulis 'The Perfect Police State: An Undercover Odyssey into China's mengerikan Surveillance Dystopia of the Future'.

Baca Juga: Pantas Langsung Sebut China 'Mitra Paling Penting', Rupanya Taliban Dapat Tawaran Menggiurkan Ini dari Negeri Panda, Tidak Mungkin Ditolak!

Melansir express.co.uk, Jumat (3/9/2021), buku tersebut menjelaskan bagaimana Partai Komunis China (PKC) telah menggunakan teknologi terbaru, terutama kecerdasan buatan (AI), untuk menciptakan salah satu negara polisi yang paling mengganggu dalam sejarah manusia.

Anggota komunitas minoritas Muslim China dapat ditangkap dengan dalih sekecil apa pun, seperti menumbuhkan janggut atau memiliki kerabat di luar negeri, dan dikirim ke kamp.

Meski adanya tuduhan perbudakan umat muslim, lantas mengapa China tak ragu untuk menjalin hubungan dengan Taliban?

China disebut akan "meningkatkan" hubungan dengan Taliban menurut kelompok militan.

Baca Juga: Sama-sama Bersenjata Lengkap, Terjadi Bentrokan Hebat Antara Pejuang Taliban dengan Kelompok Anti-Taliban, Ada Ratusan Orang Dikabarkan Tewas Seketika

Melansir express.co.uk, Sabtu (4/9/2021), Beijing diperkirakan akan meningkatkan bantuan kemanusiaan di Afghanistan saat Taliban bersiap untuk mengungkap kabinet baru mereka.

Taliban mengatakan China telah berkomitmen untuk tetap membuka kedutaannya di Kabul dan "meningkatkan" hubungan.

Ini terjadi setelah Taliban saat ini diduga telah mengambil kendali penuh atas Afghanistan, termasuk lembah Panjshir, yang merupakan rumah bagi pasukan perlawanan kecil yang melawan Taliban.

Seorang komandan Taliban mengatakan kepada Reuters: “Dengan rahmat Allah SWT, kami mengendalikan seluruh Afghanistan.

“Para pembuat onar telah dikalahkan dan Panjshir sekarang berada di bawah komando kami.”

China belum secara resmi mengakui rezim baru itu tetapi mengatakan pihaknya mencari hubungan “persahabatan dan kooperatif” dengan Taliban.

Baca Juga: Sesuka Hati Buat Inggris Menganut Agama Berbeda dari Katholik Roma, Raja Kejam Inggris Ini Malah Ternyata Buat Salah Satu Jajahan Terpenting Mereka Lepas dari Genggaman Tangannya

Sebaliknya, negara-negara Barat menunggu untuk melihat bagaimana Taliban membentuk pemerintahan dan bagaimana mereka bertindak, sebelum menjalin hubungan.

Pemerintahan yang stabil di Kabul dapat bermanfaat bagi Beijing karena akan meningkatkan kemungkinan investasi China di infrastruktur Afghanistan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid telah mengklaim minggu ini bahwa Beijing "siap untuk berinvestasi dan merekonstruksi" Afghanistan ketika ia menetapkan harapan bahwa China akan menyediakan pintu gerbang ke pasar global.

Dia berkata: “China adalah mitra utama kami dan bagi kami merupakan peluang fundamental dan luar biasa karena siap untuk berinvestasi dan merekonstruksi negara kami.