Find Us On Social Media :

Akhir Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun 1948, Amir Syarifuddin dan Para Tokoh Sayap Kiri Dijatuhi Hukuman Mati

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 2 September 2021 | 20:44 WIB

Amir Sjarifuddin digiring oleh aparat TNI setelah tertangkap pada November 1948 di Kudus, Jawa Tengah.

Musso menggelar rapat raksasa di Yogya, di sana ia melontarkan pendapatnya tentang pentingnya mengganti kabinet presidensil menjadi kabinet front persatuan.

Musso bersama Amir dan kelompoknya berusaha untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah, yaitu Solo, Madiun, Kediri, dan lainnya.

Rencana awal yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan penculikan dan pembunuhan para tokoh di kota Surakarta, serta mengadu domba kesatuan TNI setempat.

Baca Juga: Dibunuh Secara Keji dalam Salah Satu Tragedi Kelam Sejarah Indonesia, Inilah 10 Sosok yang Dikenal sebagai Pahlawan Revolusi G30S PKI

Pemberontakan

Kerusuhan yang terjadi di Surakarta membuat perhatian semua pihak pro-pemerintah terfokus pada pemilihan di Surakarta.

Sedangkan pada 18 September 1948, PKI/FDR sedang menuju ke arah Timur dan berusaha menguasai kota Madiun.

Keesokan harinya, FDR mengumumkan terbentuknya pemerintahan baru yang disebut Republik Soviet Indonesia.

Selain di Madiun, PKI/FDR juga melakukan hal yang sama di Pati, Jawa Tengah.

Baca Juga: Awalnya PKI adalah Partai Politik Terbesar di Indonesia, Sejarahnya Berubah setelah Terjadi Serangkaian Peristiwa Ini