Bukan Bahasa Resmi Timor Leste Tapi Bertahan di Sana setelah Kemerdekaannya, Begini 'Nasib' Bahasa Indonesia di Bekas Wilayahnya Ini

Khaerunisa

Penulis

Ilustrasi. Orang-orang Timor Leste tengah melakukan ritual pernikahan tardisional Timor Leste.

Intisari-Online.com - Bahasa Portugis dan Bahasa Tetun menjadi bahasa resmi Timor Leste setelah kemerdekaannya.

Timor Leste merdeka pada 20 Mei 2002, setelah referendum digelar pada tahun 1999.

Butuh waktu sekitar 3 tahun bagi Timor Leste diakui secara internasional sebagai negara merdeka sejak referendum digelar pada 30 Agustus 1999.

Setelah kemerdekaan Timor Leste diakui secara resmi, negara ini kemudian melengkapi negaranya dengan bendera, lambang negara, hingga bahasa resminya.

Baca Juga: 20 ABK Indonesia yang Sebulan Terombang-ambing di Laut Timor Leste Kini Berhasil Dievakuasi, Begini Keadaannya Sekarang

Negara termuda Asia Tenggara ini pun menjadikan Bahasa Portugis dan Bahasa Tetun sebagai bahasa resmi.

Portugis merupakan bangsa yang menjajah wilayah ini selama ratusan tahun.

Sedangkan Bahasa Tetun merupakan bahasa lokal Timor Leste, meski kemudian di negara ini bahasa tersebut mendapat campuran juga dari Bahasa Portugis.

Lalu, bagaimana dengan nasib Bahasa Indonesia, negara yang sempat menguasai wilayah ini?

Baca Juga: Jangan Kira Dunia Baik-baik Saja, Rupanya Sepanjang 2021 Ada 174 Negara Berkonflik, Berikut Daftarnya

Timor Leste pernah Menjadi Bagian Wilayah Indonesia

Timor Leste pernah menjadi bagian Indonesia, yaitu sejak tahun 1975 hingga 1999.

Wilayah ini berintegrasi dengan Indonesia setelah pasukan Indonesia menginvasinya.

Ketika Portugis meninggalkan wilayah ini, rakyat Timor Leste terpecah.

Muncul kelompok pro-kemerdekaan, serta kelompok pro-integrasi dengan Indonesia.

Baca Juga: Sempat Bernasib Seperti Indonesia, Negara Asia Tenggara Ini Malah Ingin Ikuti Jejak Singapura Hidup Bersama Covid-19, Apa Kata Ilmuwan?

Indonesia menginvasi wilayah ini sejak 7 Desember 1975, kemudian berhasil menjadikannya sebagai provinsi termuda saat itu.

Namun, selama Timor Leste menjadi bagian wilayah Indonesia, kelompok pro-kemerdekaan terus bergerrilya menentang pemerintah Indonesia.

Pertempuran terus terjadi di wilayah ini, hingga saat Presiden B.J. Habibie berkuasa, referendum diizinkan untuk digelar.

Akhirnya setelah kurang lebih 24 tahun berintegrasi dengan Indonesia, Timor Leste melepaskan diri dengan hasil referendum menunjukkan mayoritas pemilih menginginkan kemerdekaan.

Baca Juga: Sampai Bikin Nelayannya Menjerit Penuh Kepedihan, Hasil Laut Malaysia 'Menguap' Hingga Triliunan Rupiah, Nama Indonesia Malah Diseret-seret Gara-gara 'Kebingungan' Mereka Sendiri Ini

'Nasib' Bahasa Indonesia di Timor Leste setelah Kemerdekaannya

Bahasa Indonesia memang tidak menjadi bahasa resmi di bekas wilayahnya ini.

Meski begitu, setelah kemerdekaan Timor Leste, Bahasa Indonesia masih digunakan.

Mengutip Reuters, pada awal kemerdekaan Timor Leste, meskipun pemerintah berupaya untuk mendorong penggunaan Bahasa Portugis sebagai bahasa resmi, Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa pengantar utama di sekolah menengah dan universitas, bersama dengan bahasa asli Tetun.

Ketika itu, banyak anak muda yang dididik di bawah pemerintahan Indonesia telah ditolak pekerjaan negara karena mereka tidak memiliki keterampilan Portugis.

Baca Juga: Bisa Langsung Dicoba Sekarang, Inilah Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Tubuh Langsung Bereaksi Seperti Ini, Nyesal Baru Tahu Sekarang!

“Ini adalah jenis diskriminasi terbesar yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Suzanna Cardoso, seorang jurnalis Timor, dikutip Reuters (23/4/2007).

Silvio, seorang warga Timor Leste, kepada Kompas.com (29/5/2012), mengungkapkan ia masih mengenal Bahasa Indonesia

Ia mengaku masih kerap menggunakannya di samping menggunakan Bahasa Tetun.

Sementara Sergio, seorang jurnalis dari televisi swasta di Dili, mengatakan ia sering menggunakan bahasa Indonesia ketika ingin menjelaskan sesuatu.

Baca Juga: Hari Ini 355 Tahun yang Lalu, Gara-gara Tindakan Ceroboh Pembuat Roti Ini Sebabkan Kebakaran Besar London, Ada Hikmah di Balik Kebakaran yang Sampai ‘Merebus’ Anak Sungai Ini

"Bahasa Portugis cukup susah untuk dipelajari, sementara kosakata Bahasa Tetun masih terbatas.

"Karena itu, jika ingin menjelaskan sesuatu dan tidak ditemukan persamaan katanya, kami gunakan Bahasa Indonesia, lebih mudah dan simpel," katanya.

Menurut Ardi Winangun melalui Kompasiana (4/7/2017), Bahasa Indonesia masih lancar dituturkan oleh orang Timor Leste yang pernah hidup di masa Indonesia.

Mereka yang dulu pernah mengenyam pendidikan Indonesia, masih bisa Bahasa Indonesia meski Bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa resminya.

Baca Juga: Bisa Langsung Dicoba Sekarang, Inilah Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Tubuh Langsung Bereaksi Seperti Ini, Nyesal Baru Tahu Sekarang!

Mayoritas orang tua di sana bisa berbahasa Indonesia.

Meski, akibat tidak diajarkan lagi di sekolah-sekolah membuat banyak generasi muda di Timor Leste tidak bisa berbahasa Indonesia.

"Dua orang yang berkerja di sebuah hotel backpacker ketika saya ajak berbahasa Indonesia, mereka bahasa Indonesia-nya terpatah-patah, kesulitan, bahkan satunya tidak bisa sama sekali," kata Ardi berdasarkan pengalamannya mengunjungi Timor Leste.

Pengguna Bahasa Indonesia di Timor Leste, selain mereka yang pernah hidup di masa Indonesia, adalah mereka yang mempunyai cita-cita kuliah di Indonesia.

Baca Juga: Jika Anda Mendengar Suara Mencicit dari Sungai, Mungkin Makhluk Misterius yang Mampu Melompat hingga 1 Meter dan Membumbung Tinggi Ini Sedang Mengintai

Banyak anak-anak muda Timor Leste yang menempuh pendidikan di Indonesia, seperti di Denpasar, Malang, Surabaya, Jogjakarta, Bandung, Jakarta, dan kota lainnya.

Meski tidak diajarkan di sekolah, mereka berlajar Bahasa Indonesia dari keluarga (senior) yang pernah hidup semasa jaman Indonesia.

Mereka juga belajar dari pengaruh-pengaruh Indonesia yang masuk ke negara itu, seperti lewat televisi dan lagu-lagu pop Indonesia.

Bagaimana pun, bersama bahasa resmi Timor Leste, rupanya Bahasa Indonesia masih dituturkan oleh orang-orang di sana.

Baca Juga: Jika Bandara Kabul Jadi Saksi Bisu Perginya Pasukan AS dari Afghanistan, Jembatan Bersejarah Ini yang Jadi Tempat Terakhir Pasukan Uni Soviet Injakkan Kaki di Tanah Kuburan Para Raja Itu

(*)

Artikel Terkait