Sebelumnya, pejabat PBB mengatakan bahwa 1,3 miliar Dollar AS akan dibutuhkan untuk keseluruhan upaya bantuan di negara tersebut.
Tapi baru sekitar 39 persen yang diterima.
“Pada akhir September, stok yang dimiliki Program Pangan Dunia di negara itu akan habis,” kata Alakbarov.
“Kami tidak akan dapat menyediakan barang-barang makanan penting itu karena kami akan kehabisan stok.”
Karena makanan hampir habis, maka produk yang tersisa melonjak harganya.
“Jika situasi terus seperti ini dan tidak ada pemerintah yang mengendalikan harga, itu akan menyebabkan begitu banyak masalah bagi masyarakat setempat,” kata Mohammad Sharif, seorang penjaga toko di ibu kota Kabul, mengatakan kepada ABC News.
Selain itu, ada laporan tentang antrian panjang di luar bank karena cadangan uang tunai menipis.
Warga Afghanistan di Kabul telah berusaha mendapatkan uang mereka secara tunai.
Ini karena mereka takut ekonomi negara itu runtuh.
Dalam sebuah posting blog, dua rekan rekan dari lembaga think tank urusan internasional di London mengatakan ekonomi Afganistan terpuruk.