Awalnya Girang Tau Amerika Datang Bawa Pesawat Tempur untuk Membumihanguskan ISIS-K, Taliban Justru Mencak-mencak Setelah Tahu Fakta Ini Setelah AS Lancarkan Serangan

May N

Penulis

Kelompok ISIS-K mengaku sebagai musuh Taliban, terungkap alasannya lakukan bom bunuh diri di Kabul.

Intisari-online.com -Taliban telah mengatakan mereka "menerima" serangan drone AS yang membumihanguskan sejumlah pelaku bom bunuh diri ISIS hari Minggu kemarin.

Sementara itu pejabat resmi AS mengkonfirmasi bahwa "beberapa" teroris AS dibunuh dalam upaya mereka melakukan serangan lain di bandara Kabul.

Kapten Angkatan Laut AS Bill Urban mengatakan: "kami yakin secara sukses kami mengenai target kami."

Ia menambahkan bahwa ledakan kedua dari kendaraan menunjukkan penyerang memiliki "sejumlah bahan peledak" dengan mereka.

Baca Juga: Terbongkar Cara Keji ISIS-K Bunuh Puluhan Orang di Afghnistan, Eksekutor Menunggu dengan Sabar Sambil Menenteng Bom Seberat 11 kg, Militer AS Bocorkan Skenarionya

Melansir Express, Taliban mengkonfirmasi serangan tersebut dengan anggota senior mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa kelompok itu "menyambut: operasi drone AS.

Namun kemudian juru bicara Taliban mengatakan kepada CNN bahwa mereka menyumpahi serangan itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Afghanistan.

Laporan telah muncul bahwa warga sipil termasuk seorang anak kecil terbunuh dalam serangan tersebut.

Ini adalah operasi kedua yang telah dilaksanakan AS melawan militan ISIS sejak pengeboman bandara Kabul yang membunuh 13 personil AS.

Baca Juga: Seumur Jagung Dikuasai Taliban, Afghanistan Kini dalam Bahaya Besar, Ternyata Selama Ini ISIS-K Sudah Menunggu Bakal Lancarkan Serangan Habis-habisan, Isi Pesannya Terbongkar

Sabtu kemarin, ada lagi serangan drone yang membunuh dua dalang di balik pengeboman Kamis.

Anak dari ISIS di Afghanistan dikenal dengan nama Islamic State Khorasan Province (ISKP).

ISKP atau ISIS-K dibentuk pada Januari 2015 ketika ISIS memuncak kekuatannya di Irak dan Suriah.

Anak dari ISIS tersebut dianggap sebagai kelompok jihad paling ekstrim dan paling kasar dari semua kelompok militan jihad di Afghanistan.

Baca Juga: Ada Sosok Wanita Cantik Jadi Korban Ganasnya Serangan ISIS-K, Inilah Nicole Gee Tentara Wanita AS yang Terbunuh Bom Bunuh Diri ISIS-K

Hal itu datang ketika penasihat keamanan nasional Pakistan mendesak pihak Barat untuk terlibat secara konstruktif dengan rezim Afghanistan yang baru.

Moeed Yusuf mengatakan kepada para peseta selama pidato di lembaga penelitian Konservatif Policy Exchange bahwa komunitas internasional seharusnya menggunakan insentif ekonomi untuk membujuk Taliban menciptakan "pemerintahan inklusif".

Ia berargumen bahwa jika Barat mengulangi kesalahannya di tahun 1990-an, maka akan ada kekosongan kekuasaan yang menyebabkan bangkitnya militan Islam.

Pertama hal ini sudah tampak di Pakistan dan kini di Barat.

Baca Juga: Masih Diselimuti Kemarahan Gara-gara Polah ISIS-K yang Picu Amukan Amerika, Joe Biden Sebut Belum Cukup Hanya Bunuh 2 Anggota ISIS dengan Pesawat Militer Canggih Ini

"Jika dunia mengulangi kesalahan pada tahun 90-an, hasilnya tidak akan lebih baik daripada yang sebelumnya," ujarnya.

Sementara itu inilah yang perlu diketahui mengenai ISIS-K.

ISIS-K terdiri dari anggota Taliban Pakistan dan Taliban Afghanistan yang tidak puas.

Kepalanya adalah mantan salah satu enam pemimpin Taliban yang meninggalkan Taliban Pakistan.

Baca Juga: Demi Bunuh 2 Anggota ISIS-K, Amerika Nekat Tempuh Jarah 12.000 Km Gunakan Pesawat Canggih Ini Plus 6 Rudal, Inikah Kemarahan Amerika Pada ISIS?

Ia adalah Hafiz Saeed Khan.

Khan tewas dalam serangan drone AS tahun 2016 di Provinsi Nangarhar, Afghanistan.

Huruf K dalam nama ISIS-K artinya Khorasan atau secara harfiah 'tanah Matahari'.

Wilayahnya adalah mencakup bagian Iran, Afghanistan, Pakistan dan Turkmenistan.

Baca Juga: Bak Dapat Balasan Langsung Usai Ledakkan Bandara Kabul dengan Bom, 2 Anggota ISIS-K Langsung Tewas dalam Serangan Rudal Amerika Beberapa JamKemudian

ISIS-K mendukung versi Islam yang lebih ekstrim dibandingkan Taliban dan menarik generasi pejuang yang lebih muda.

Artikel Terkait