Find Us On Social Media :

Kisah Perisai Perak, Pasukan Elit Ahli Pilihan Alexander Yang Agung, Meski Anggota Pasukan Sudah ‘Berumur’ Tapi Mampu Bikin Pasukan Musuh Terbengong-bengong

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 28 Agustus 2021 | 09:20 WIB

Alexander Agung di Afghanistan.

Perisai Perak menggunakan Aspis Yunani yang lebih besar dan tombak yang lebih pendek, tetapi mereka mengenakan banyak baju besi yang lebih ringan karena kecepatan adalah salah satu kekuatan terbesar mereka.

Dalam pertempuran biasa, Perisai Perak maju dengan mudah bersama pasukan terakhir, yang dipersenjatai sebagai phalangite, beberapa seperti hoplite, tetapi pertempuran Alexander jarang biasa saja dan Perisai Perak sering digunakan seperti Pasukan Khusus Kuno.

Perisai Perak sering ditugaskan untuk memimpin serangan di medan perang atau menyerbu benteng, seperti di Tyre.

Perisai Perak juga mengirim tiga puluh sukarelawan untuk memanjat dinding batu benteng Batu Sogdiana, dengan membentuk sebuah pasukan.

Menariknya, mereka yang tergabung kebanyakan adalah veteran Perang Yunani Philip dan berusia 30 – 40 tahun selama kampanye Alexander.

Meski jaduh dari kata ‘tua’ namun masih ada yang sangat cepat dan gesit di medan perang, ketika Alexander meluncurkan serangan ujung tombaknya melawan Darius di Gaugamela.

Perisai Perak juga termasuk di antara unit infanteri pertama yang menyerang garis Persia dengan kavaleri pendamping Alexander.

Ketika Alexander mengejar Darius yang melarikan diri, beberapa Perisai Perak dan komandan mereka Nicanor, ikut bergabung dengannya.

Setelah kematian Alexander, perang penerusnya dimulai.

Baca Juga: Asal-usul Orang-orang Kalash, Penduduk Asli Pakistan yang Bermata Biru, Suku yang Hilang Keturunan Alexander Agung?