Intisari-Online.com -Sekelompok arkeolog kembali menemukan reruntuhan desa kuno di pinggiran Yerusalem, Israel. Israel Antiquities Authority (IAA) mengumumkan, situs yang dibangun pada 2.300 tahun yang lalu itu diperkirakan dibangun pada periode Second Temple (tahun 538 SM – 70 M).
Situs tersebut menunjukkan sebuah parit dengan luas 750 meter persegi dengan gang-gang sempit dan beberapa rumah batu. Masing-masing rumah dilengkapi dengan kamar dan ruangan terbuka. Di antara reruntuhan, para arkeolog juga menemukan puluhan koin, panci, alat penggilingan, dan beberapa stoples untuk menyimpan barang dan anggur.
“Kamar-kamar umumnya digunakan untuk tempat penyimpanan, sementara seluruh aktivitas domestik dipusatkan di halaman yang merupakan ruang terbuka,” ujar Irina Zilberbod, direktur penggalian IAA.
Yang menjadi persoalan saat ini adalah para arkeolog belum bisa mengidentifikasi nama desa kuno tersebut. Satu kunci yang bisa menjadi jalan terang adalah, desa kuno itu ditemukan di sepanjang Burma Road yang legendaris. Jalan ini terkenal sebagai rute persediaan makanan ke Yerusalem ketika perang Arab-Israel pada 1948.Dari data-data yang berhasil dihimpun, wilayah sekitar Burma Road terkenal dengan penduduknya yang gemar bertani dan berkebun anggur sebagai mata pencaharian utama.
Periode Scond Temple mengacu pada masa kuil Yahudi yang dibangun di Yerusalem menggantikan kuil sebelumnya yang hancur. Bukti arkeologi menyebut, desa ini mencapai masa puncaknya pada abad ke-3 SM, ketika Yudea berada di bawah kendali kerajaan Seleukus pasca runtuhnya hegemoni Alexander Agung.
Tahun 37 SM, karena tekanan ekonomi di tengah situasi yang pelik, penduduk desa kuno tersebut memilih meninggalkan desa itu. Di saat yang bersamaan, Dinasti Hasmonean tengah mengalami masa kemunduran sebelum akhirnya diambil alih oleh Herodes Agung.
“Fenomena desa pertanian yang ditinggal penduduknya ketika akhir masa Dinasti Hasmonean banyak ditemui para arkeolog di situs pedesaan Yudea,” kata Yuval Baruch, salah satu arkeolog yang terlibat penggalian.
Perkiraan sementara, perpindahan itu terkait dengan proyek pembangunan besar-besaran yang dicanangkan oleh Herodes Agung di Yerusalem. Salah satunya untuk membangun Temple Mount yang banyak menyedot tenaga kerja dari desa-desa sekitar Yerusalem.
Israel yang begitu tegas dengan benda purbakalaPenemuan ini sendiri dilakukan selama proses penyelamatan proyek kontruksi yang dicanangkan tahun ini. Sebuah pipa gas sepang 35 km sejatinya akan dibangun melewati situs ini, tapi akhirnya rencana itu direvisi setelah ditemukan beberapa situs arkeologis zaman dahulu. Israel sendiri terlihat begitu tegas terhadap pembangunan-pembangunan yang dicanangkan supaya tidak merusak situs purbakala.
Selain proyek pipa gas, yang terbaru lagi adalah ditemukannya gereja mozaik Bizantium menjelang pembangunan sebuah taman, juga sebuah jalan Romawi Kuno yang menghubungkan Yerusalem ke Jaffa menjelang proyek pemasangan pipa drainase. (LiveScience)