Padahal Baru Datang di Indonesia, 1,6 Vaksin Covid-19 Asal Amerika Ini Malah Ogah Digunakan di Negara Ini karena Alasan Menjijikkan Ini

Khaerunisa

Penulis

ilustrasui vaksinasi Covid-19.

Intisari-Online.com - Vaksin Moderna asal Amerika belum lama ini hadir di Indonesia.

Pada Juli lalu, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 tersebut tiba di Indonesia.

Dengan kedatangan vaksin Moderna, Menteri Luar Negeri Retno Marsuadi mengatakan, itu merupakan tahap pertama dari komitmen dukungan Amerika Serikat terhadap Indonesia.

Awalnya, vaksin Moderna diperuntukkan sebagai vaksin booster atau vaksinasi dosis ketiga, yang hanya diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes).

Baca Juga: Australia Memang Cekatan Menangani Covid-19 di Negaranya, Tapi Justru Biarkan Timor Leste 'Megap-megap' Makan Janji Vaksin hingga Disikut China

Namun, kini vaksin moderna mulai digunakan untuk umum, masyarakat bisa mendapatkan vaksin ini sebagai dosis pertama dan kedua.

Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan 5.102.300 dosis vaksin Moderna untuk vaksinasi Covid-19 di 34 provinsi.

Mengutip Kompas.com (20/8/2021), Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa vaksin Moderna dapat digunakan untuk masyarakat umum yang berusia di atas 18 tahun sebagai dosis satu dan dua.

Hal yang ditekankan, bahwa vaksin Moderna bagi masyarakat umum bukan digunakan sebagai booster.

Baca Juga: Kelakuan Taliban Disebut 'Kegilaan Murni,' Hancurkan Patung Buddha Bersejarah Terbesar di Dunia Berusia Ribuan Tahun di Afghanistan dengan Roket dan Senjata Anti-Pesawat

Sementara itu, suntikan Moderna sebagai booster bagi para nakes tetap dilakukan.

Di Jakarta, vaksin ini diperuntukkan bagi masyarakat umum yang memiliki kondisi khusus seperti: ibu hamil, kondisi immunocompromised seperti ganguan autoimun, penderita kanker, gagal ginjalm, serta penderita lain yang termasuk komorbid berat

Sebanyak 200.060 dosis diberikan kepada masyarakat Jakarta untuk dosis pertama dan kedua, yang artinya sebanyak 100.030 masyarakat yang menerimanya.

Pendistribusiannya terus dilakukan di Indonesia, rupanya hal berbeda terjadi di Jepang.

Baca Juga: Pantas Sampai Masuk Daftar Jus Sayuran Terbaik dan Digemari Pesohor, Ternyata Jus Wortel Punya Manfaat Luar Biasa, Bahkan Bisa Cegah Ejakulasi Dini Jika Dicampur Ini

Melansir 24h.com.vn (26/8/2021), Sekitar 1,6 juta dosis vaksin Moderna telah dihentikan di Jepang, setelah negara itu menemukan beberapa botol yang menunjukkan tanda-tanda kontaminasi, kata Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.

Beberapa pusat vaksinasi diberitahu tentang botol yang berisi benda asing, menurut pemberitahuan dari Kementerian tersebut.

Sementara itu, pihak berwenang Jepang berusaha meminimalkan dampak penarikan tersebut pada program imunisasi nasional.

Takeda Pharmaceuticals menangani distribusi vaksin Moderna yang dikembangkan AS di Jepang.

Baca Juga: Tak Hanya Bermanfaat Hilangkan Plak Gigi, Pasta Gigi Ternyata Juga Bermanfaat untuk Kebersihan Rumah Bagian Ini, Mau Coba?

Moderna menegaskan bahwa mereka telah menerima "beberapa keluhan tentang partikel" dalam botol vaksin yang didistribusikan di Jepang.

Perusahaan tersebut mengatakan tidak menemukan masalah "keamanan atau kemanjuran" dengan penggunaan vaksin.

"Moderna masih memverifikasi dan berkomitmen untuk bekerja secara transparan dan cepat dengan mitra dan regulator Jepang untuk menyelesaikan masalah yang relevan," kata juru bicara Moderna kepada Nikkei.

Dengan alasan untuk berhati-hati, pihak Jepang telah berhenti menggunakan batch vaksin dalam insiden tersebut dan dua batch yang berdekatan.

Baca Juga: Anak Sekolah Punya Peran Penting dalam Kemerdekaan, Apa Saja yang Bisa Dilakukan Anak Sekolah?

Meski, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang tidak berhenti menggunakan vaksin Moderna dalam batch lain. Mereka mengatakan bahwa batch ini masih aman.

Vaksin Moderna sendiri telah disetujui untuk penggunaan darurat di Jepang pada bulan Mei.

Jepang saat ini sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19, dengan negara itu mencatat pada 25 Agustus, ada sebanyak 21.570 infeksi baru dan 30 kematian

Penambahan tersebut membuat total infeksi Covid-19 di Jepang sekitar 1,3 juta dan 15.693 kematian.

Baca Juga: Legalkan Bajak Laut, Inilah Ratu Teuta yang Memilih Perang dengan Romawi yang Perkasa daripada Tunduk, Namun Beginilah Akhirnya

(*)

Artikel Terkait