Penulis
Intisari-Online.com -Vaksin Moderna yangviral usai disebut memiliki efek samping lebih keras dibanding vaksin lain kini malah dihentikan penggunaannya di Jepang.
Bahkan, penghentian yang mendadak tersebut juga disebut-sebut akan diiringi oleh sebuah 'penyelidikan yang dilakukan dengan segera'.
Apa yang menjadi penyebabnya? Sebelumnya mari kita simak terlebih dahulu tentang efek samping vaksin Moderna yang ramai diperbincangkan.
Seperti diketahui, sejumlah warganet mengeluhkan tentang efek samping dari vaksin Moderna yang disebut lebih 'terasa' dibanding vaksin Covid-19 lainnya.
Ada yang mengeluhkan nyeri berlebih di bekas suntikan, ada yang mengklaim pusing, ada pula yang menyebut mengalami badan sakit dan tekanan darah naik.
Selain itu, ada juga yang menyebutkan munculnya bercak merah di tangan dan kaki setelah mendapatkan suntikan vaksin Moderna.
Menurut pakar patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto, efek samping yang terjadi ada respons wajar yang diberikan tubuh.
Efek samping tersebut menunjukkan bahwa tubuh bisa segera menangkap vaksin melalui sel-sel dalam otot.
"Oleh sel otot, 'resep' dari vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot," ujar Tonang, seperti dilansir Kompas.com (23/8/2021).
Lebih lanjut, Tonang menjelaskan bahwa sel dendritik yang langsung menangkap vaksin akan memproduksi protein S di dalamnya yang selanjutkan akan dibaw ke limfonodi.
Nah, produksi protein S oleh sel otot ini, menurut Tonang, pada akhirnya memicu aktivitas dari sel-sel fagosit.
"Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri," jelas Tonang.
Namun, Tonang berani menjamin bahwa efek samping yang muncul setelah disuntik vaksin Moderna hanya sementara.
"Masyarakat umum mulai banyak yang mendapatkan vaksinasi Moderna. Wajar bila hampir semua merasakan peradangan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini," jelas Tonang.
Dihentikan di Jepang
Hanya saja, di tengah ramainya perbincangan tentang efek sampingnya yang lebih 'terasa' di Indonesia, vaksin Moderna justru dihentikan penggunaannya di Jepang.
Sejumlah 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Moderna dilaporkan ditangguhkan penggunannya oleh pembuat obat Takeda dan kementerian kesehatan Jepang, Kamis (26/8/2021).
Penyebabnya, menurut Takeda yang bertanggung jawab atas penjualan Moderna di Jepang, adalah adanya laporan tentang kontaminasi di beberapa botol vaksin.
Takeda menyebut dirinya "menerima laporan dari beberapa pusat vaksinasi bahwa zat asing telah ditemukan di dalam botol yang belum dibuka."
Temuan inilah yang kemudian membuat dirinya dan kementerian kesehatan Jepang memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin.
Selain itu, Takeda juga menegaskan bahwa seiring dengan penangguhan tersebut, sebuah 'penyelidikan segera' akan dilakukan.
Hanya saja, Takeda tidak merinci seperti apa sifat kontaminasi karena belum menerima laporan tentang munculnya masalah kesehatan akibat vaksin yang diduga telah terkontaminasi tersebut.
"Kami belum menerima laporan masalah kesehatan yang berasal dari benda asing tersebut," kata Takeda kepada wartawan seperti dilansir darikompas.tv.
Takeda juga memastikan bahwa sampai saat ini, kontaminan 'hanya' ditemukan di dalam satu botol baksin dati tiga batch.
Namun, sebagai tindakan pencegahan, pejabat kemudian memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin Moderna pada duabatchlainnya.