Penulis
Intisari-Online.com - Negara yang terletak paling utara di ASEAN ini ternyata dahulu pernah menarik perhatian penjelajah Italia, Marco Polo.
Hal tersebut dikarenakan pemandangan menarik di negara ini.
Melewati wilayah negara ini 700 tahun yang lalu, ada sekitar 10.000 kuil dan bangunan keagamaan dibangun di ibu kota pada masa itu.
Polo pun terpesona oleh banyaknya menara yang menghiasi pemandangan.
Baca Juga: Myanmar Negara yang Terletak Paling Utara di ASEAN, Punya Iklim Paling Unik
Ia mengatakan bahwa pagoda tersebut menjadikan kota itu "salah satu pemandangan terbaik di dunia".
Banyaknya pagoda di sana yang mencapai ribuan, negara ini pun dijuluki dengan sebutan 'Negeri Seribu Pagoda'.
Ya, negara tersebut adalah Myanmar, negara paling utara di ASEAN yang juga berbatasan langsung dengan China di sebelah utara.
Namun, pemandangan yang dilihat Marco Polo saat itu kini telah berubah.
Baca Juga: Vaihoho, Nyanyian Sakral Timor Leste Pengiring Berbagai Ritual yang Terancam Punah
Saat itu, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pagan.
Itu adalah Kerajaan Burma pertama yang berlangsung dari abad ke-9 hingga ke-13 dan memiliki pengaruh Buddha yang kuat.
Seperti banyak diketahui, dahulu Myanmar dikenal sebagai Burma.
Baru kemudian berubah menjadi Myanmar pada tahun 1989, perubahan nama dilakukan oleh militer Myanmar yang dikenal sebagai Tatmadaw.
Di pertengahan abad ke-13, Kerajaan Pagan runtuh karena invasi bangsa Mongol.
Akibat invasi tersebut pula, banyak kuil dan pagoda runtuh karena serangan berulang.
Selain itu bencana alam, yang kebanyakan gempa bumi, juga memperparah runtuhnya kuil dan pagoda tersebut.
Meski begitu, ada lebih dari 3.000 bangunan dan reruntuhan bersejarah masih berdiri hingga saat ini, dan tetap menjadikan Pagan sebagai salah satu situs arkeologi paling mengesankan di Asia.
Salah satu bangunan paling terkenal dan indah adalah Pagoda Ananda, kadang-kadang disebut sebagai "Biara Westminster di Burma".
Dibangun sekitar 1105, pagoda tersebut adalah salah satu kuil Pagan yang terbesar dan terawat.
Pagoda Ananda adalah pusat dari salah satu festival terbesar kota, yang merayakan kehidupan tradisional para petani dengan gerobak sapi yang dihias.
Zona Arkeologi Kerajaann Pagan terletak di sebelah Sungai Irrawaddy yang juga dikenal sebagai Ayeyarwady, jalur air utama yang mengalir di Myanmar.
Pada abad ke-13, Kerajaan Pagan menguasai sungai dan transportasi, yang membantu mereka menguasai negeri lebih jauh, menurut sejarah Myanmar.
Saat ini, sungai merupakan jalan penting untuk transportasi komersial dan membantu menyediakan area subur untuk pertanian di Myanmar.
Sungai tersebut juga merupakan rumah bagi lumba-lumba Irrawaddy yang terancam punah.
Pada era modern, lebih dari 500.000 orang mengunjungi Pagan setiap tahun.
Pada 2019, kawasan itu dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO untuk mempromosikan pelestarian kuil dan reruntuhan Buddha bersejarah.
Negara Myanmar sendiri memiliki wilayah kurang lebih 676,575 km².
Negara yang terletak paling utara di ASEAN ini memiliki iklim yang unik, yaitu terbagi dua dengan Myanmar bagian selatan beriklim tropis, sedangkan bagian utara beriklim subtropis.
Selain berbatasan dengan China di utara, Myanmar juga berbatasan dengan Bangladesh dan India.
Kemudian, dengan Thailand di sebelah timur, sementara di bagian selatan terdapat garis pantai sepanjang Laut Andaman dan Teluk Benggala.
(*)