Find Us On Social Media :

Terkuak, Nyatanya Pentagon Bikin Departemen Pertahanan AS Rugi Rp287 Miliar karena Jalankan Program Super Rahasia yang Aneh Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 9 Agustus 2021 | 13:06 WIB

Area 51 di Amerika Serikat yang dianggap sebagai tempat pendaratan UFO.

Intisari-Online.com - Pentagon telah menjalankan program rahasia jutaan dolar untuk menyelidiki Benda Terbang Tak Dikenal (UFO), laporan media AS.

Hanya sedikit pejabat yang mengetahui program tersebut, yang dimulai pada 2007 dan dilaporkan ditutup pada 2012.

The New York Times mengatakan dokumen-dokumen dari operasi itu menggambarkan pesawat terbang aneh yang melaju kencang dan benda-benda melayang.

Tetapi para ilmuwan ragu, menekankan bahwa kejadian yang tidak dapat dijelaskan belum tentu merupakan bukti kehidupan alien.

Program Identifikasi Ancaman Dirgantara Tingkat Lanjut adalah gagasan Harry Reid, seorang pensiunan senator Demokrat yang merupakan pemimpin mayoritas Senat pada saat itu.

Baca Juga: Dianggap Tempat Paling Rahasia di Bumi, Rusia Justru Bocorkan Apa yang Sebenarnya Tersembunyi di Area 51 Amerika, Ternyata Tidak Menyembunyikan Alien Melainkan Hal Ini

Dia mengatakan kepada New York Times:

"Saya tidak malu atau menyesal telah melakukan ini."

"Saya telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya."

Reid - mantan senator untuk Nevada, rumah bagi "Area 51" juga menyebut bahwa program tersebut merupakan upaya serius untuk mendapatkan kebenaran.

Program ini dilaporkan telah merugikan Departemen Pertahanan lebih dari $20 juta atau setara dengan Rp287 miliar sebelum ditutup untuk menghemat biaya.

Baca Juga: Dulu Sempat Dituduh Amerika Sembunyikan Ufo di Area 51, Kini Jenderal Militer AS Ini Malah Blak-Blakan Bocorkan UFO Pernah Ganggu Militer AS, Begini Kisahnya

Meskipun pendanaannya berakhir pada 2012, para pejabat dilaporkan terus menyelidiki penampakan fenomena udara yang tidak biasa dan benda-benda mencurigakan di samping tugas sehari-hari mereka.

Melansir BBC, pada 2017 Badan Intelijen Pusat AS (CIA) merilis jutaan halaman dokumen yang tidak diklasifikasikan secara online.

Catatan termasuk penampakan UFO dan kumpulan laporan tentang piring terbang.

NASA Temukan Planet Mirip Bumi

Sementara itu, planet mirip Bumi dengan atmosfer aneh ditemukan para peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA dan University of New Mexico, Amerika Serikat. 

Baca Juga: Bukan Monster Apalagi Alien, Makhluk Aneh Ini Ternyata Adalah 'Bayi Manusia', Wujudnya yang Mengerikan Ini Ternyata Disebabkan Oleh Ulah Manusia Modern Ini

Para peneliti mengidentifikasi eksoplanet tersebut sebagai TOI-1231b yang mengorbit bintang katai M, atau yang dikenal sebagai katai merah.

Dilansir dari The Independent, Sabtu (12/6/2021), para ilmuwan mampu mengkarakterisasi bintang itu, dan mengukur jari-jari, serta massa dari exoplanet TOI-1231 b.

Planet mirip Bumi ini berukuran sub-Neptunus yang memiliki iklim sedang dengan orbit 24 hari, delapan kali lebih dekat ke bintangnya daripada Bumi ke matahari.

Baca Juga: Bukan Monster Apalagi Alien, Makhluk Aneh Ini Ternyata Adalah 'Bayi Manusia', Wujudnya yang Mengerikan Ini Ternyata Disebabkan Oleh Ulah Manusia Modern Ini

Akan tetapi, suhu planet ini, menurut peneliti NASA, mirip dengan Bumi.

Sebab, bintang katai merah itu sendiri tidak cukup kuat.

Atmosfer planet tersebut sekitar 140 derajat Fahrenheit, menjadikan TOI-1231b sebagai salah satu exoplanet kecil paling dingin yang dapat diakses untuk studi atmosfer yang pernah ditemukan.

Ada kemungkinan bahwa ada awan tinggi yang berada lebih tinggi di atmosfer, dan mungkin bukti adanya air.

Baca Juga: Amerika Mengaku Temukan Jejak UFO, Setelah Diteliti Puing-Puing Tersebuat Bisa Mengubah Kehidupan Umat Manusia, Ini Hasil Penelitiannya

"Pengamatan di masa depan dari planet baru ini akan memungkinkan kita menentukan seberapa umum (atau jarang) awan air terbentuk di sekitar dunia beriklim sedang ini,” kata ilmuwan NASA JPL Jennifer Burt.

Asisten profesor di Departemen Fisika dan Astronomi UNM Diana Dragomir juga menambahkan bahwa studi lebih lanjut akan diperlukan untuk memahami secara tepat bagaimana komposisi planet baru yang ditemukan ilmuwan NASA, yang disebut mirip Bumi ini.

"Kepadatan rendah TOI-1231b menunjukkan bahwa ia dikelilingi oleh atmosfer yang substansial daripada menjadi planet berbatu.

Tapi komposisi dan luasnya atmosfer ini tidak diketahui!," kata Dragomir.

Baca Juga: Dulu Dituduh Sembunyikan Keberadaan Alien, Pentagon Justru Umumkan Temukan Puing-puing UFO dan Sedang Menelitinya, Apa yang Ditemukan?

Alien di 1.000 Bintang Terdekat Bisa Mengawasi Bumi

Terlepas dari penemuan di atas, mengutip dari Science Alert, Sabtu (24/10/2020) peneliti menyebut kalau kehidupan di luar Bumi ternyata bisa melihat kita.

Setidaknya ada sekitar 1004 bintang deret utama yang mirip Matahari dengan planet seperti Bumi yang mengorbit, dapat mengawasi kita dari jauh.

Bintang-bintang yang semuanya berada dalam jarak 326 tahun cahaya dari Bumi ini juga disebut peneliti mampu mendeteksi jejak kimiawi kehidupan di Bumi.

Baca Juga: Dari Komputer Kuno, Harta Karun Bangkai Kapal, Hingga Kota Kuno yang Terkubur di Laut, Inilah 10 Hal Aneh yang Ditemukan di Lautan

Lebih lanjut, dari 1004 bintang diidentifikasi dengan zona potensial layak huni.

Sebagian besar bintang juga merupakan bintang tipe-M atau katai merah.

"Jika para pengamat di luar sana mencari, mereka akan melihat tanda-tanda biosfer di atmosfer Bumi."

"Dan kita bahkan bisa melihat beberapa bintang yang paling terang di langit tanpa teleskop," ungkap Lisa Kaltenegger, astronom dari Universitas Cornell.

Menurut peneliti, untuk melihat Bumi, alien di eksoplanet perlu menggunakan teknik yang sama dengan yang dilakukan para astronom.

Baca Juga: Dari Komputer Kuno, Harta Karun Bangkai Kapal, Hingga Kota Kuno yang Terkubur di Laut, Inilah 10 Hal Aneh yang Ditemukan di Lautan

Yakni mengamati saat Bumi lewat di depan Matahari untuk mengetahui susunan atmosfer planet yang dikenal sebagai observasi transit.

"Jika kami menemukan planet dengan biosfer yang hidup, kami akan penasaran apakah ada kehidupan lain yang melihat kami juga atau tidak," tambah Kaltenegger.

 

Dalam studi ini peneliti menggunakan data dari katalog bintang Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA.

Tak hanya itu, mereka juga menggunakan peta bintang Gaia untuk membuat perhitungan bintang mana saja yang dapat melihat Bumi.

Baca Juga: Bukan Perang dengan China Apalagi Iran, Donald Trump Justru Berencana Bongkar Rahasia Soal Keberadaan Alien pada Detik-detik Terakhir Pemerintahannya

(*)