Penulis
Intisari-online.com - Pada 19 Juli lalu Inggris secara resmi melonggarkan pembatasan Covid-19 yang selama ini diberlakukan.
Menurut Perdana Menteri Boris Johnson, Covid-19 lambat laun akan menjadi penyakit endemik.
Jadi mau tidak mau rakyat Inggris harus mau hidup berdampingan dengan virus corona.
Namun, yang menjadi syarat utamanya adalah vakinasi yang dilakukan secara merata di seluruh Inggris.
Selain itu, menurut angka dari Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) pada 3 Agustus, hampir 95% orang dewasa di Inggris sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.
Hal itu diperoleh dari terinfeksi virus ini atau dari vaksinasi.
Orang-orang di London adalah kelompok dengan lebih banyak antibodi anti-Covid-19 daripada di tempat lain di Inggris, menurut angka terbaru.
Hingga 94% orang yang tinggal di London memiliki antibodi terhadap Covid-19.
Tingkat antibodi pada anak usia 16 dan 17 tahun masing-masing meningkat 12 dan 14 persen, menurut ONS.
Jika orang terus divaksinasi pada tingkat ini, warga Inggris akan dilindungi sampai tingkat tertentu mulai pertengahan September.
Profesor Paul Hunter, dari University of East Anglia (UK), mengatakan, "Sebagian besar orang dewasa di Inggris sudah memiliki beberapa tingkat perlindungan terhadap Covid-19. Tapi kita tidak boleh terlalu berpuas diri."
"Saya mendorong semua orang untuk divaksinasi jika mereka memenuhi syarat untuk vaksinasi," katanya.
Munculnya antibodi dalam tubuh menunjukkan bahwa seseorang telah terinfeksi Covid-19 sebelumnya atau orang tersebut telah divaksinasi Covid-19.
Dibutuhkan 2 hingga 3 minggu setelah infeksi atau vaksinasi bagi tubuh untuk membuat antibodi yang cukup untuk melawan virus SARS-CoV-2.
Memiliki antibodi dalam tubuh membantu mencegah pasien terinfeksi lagi atau, jika terinfeksi, gejalanya akan lebih ringan.
Informasi tentang proporsi orang dewasa dengan antibodi anti-Covid-19 di Inggris muncul setelah binaragawan Inggris John Eyers, 42, meninggal karena Covid-19 setelah menolak divaksinasi.
"John adalah orang yang sangat sehat dengan fisik terkuat yang pernah saya kenal,"Jenny McCann, saudara perempuan John, berbagi.
"Tetapi masih meninggal karena Covid-19 setelah menolak untuk divaksinasi. Saya harap ceritanya akan menyelamatkan hidup seseorang," tambahnya.