Find Us On Social Media :

Benar-Benar Bisa Memicu Perang Dunia III, Amerika Kini 'Halalkan' Militernya Untuk Menghancurkan Kapal Atau Pesawat Perang Rusia, Jika Bertemu di Wilayah Ini

By Afif Khoirul M, Selasa, 3 Agustus 2021 | 10:00 WIB

Kapal perang Amerika menembakkan rudal.

Intisari-online.com - Amerika dan Uni Soviet memang sekutu pada Perang Dunia II.

Namun, sejak perang dingin, keduanya sering terlibat provokasi terkait kepemilikan senjata berat, seperti nuklir.

Bahkan hingga kini kedua negara ini masih sama-sama saling berseberangan dan tidak berdiri di kubu yang sama.

Ini terlihat makin jelas, ketika Rusia kini lebih memilih merapat ke China ketimbang Amerika Serikat.

Baca Juga: Kisah Grigori Rasputin, si Penyihir Gila yang Dekat dengan Keluarga Tsar Rusia, Kehidupannya Penuh Teka-Teki

Selain itu, sebelumnya Rusia juga terus terlibat cekcok dengan negara-negara sekutu Amerika seperti Inggris.

Tak berhenti sampai disitu tampaknya ketegangan kedua negara ini juga semakin memuncak.

Menurut laporamn terbaru, dikutip dari 24h.com.vn, pada Senin (2/8/21), Amerika bahkan memberi izin untuk menghancurkan kapal perang dan pesawat perang Rusia.

AS memberikan izin untuk menyerang Rusia jika mereka masuk ke wilayah Laut Hitam.

Baca Juga: 10.000 Tentara China dan Rusia Gelar Latihan Militer Besar-besaran, Dalam Rangka Apa?

Dalam wawancara dengan Business Insider, komandan Angkatan Laut AS di Eropa dan Afrika, Robert Burke.

Dia mengatakan bahwa komandan kapal perang memiliki hak untuk menyerang kapal perang dan pesawat Rusia secara sewenang-wenang jika ada serangan, ancaman apa pun.

Menurut Robert Burke, komandan semua kapal perusak rudal AS memiliki hak ini.

Komandan Angkatan Laut AS di Eropa dan Afrika, Robert Burke, mengatakan bahwa manuver agresif Rusia terhadap pasukan AS dan NATO di Laut Hitam dalam beberapa pekan terakhir tampaknya akan memicu tanggapan.

Beberapa hari sebelum dimulainya latihan Sea Breeze pada 28 Juni.

Pesawat Rusia melakukan penerbangan yang dianggap tidak aman oleh pejabat Barat di sekitar kapal perang NATO di Laut Hitam.

Baca Juga: Benci Setengah Mati dengan Amerika, Vladimir Putin Tak Terima Jika Amerika Lebih Unggul dari Rusia, Langsung Suruh Bikin Pesawat 'Kiamat' dan Tahan Nuklir, Buat Apa?

Pasukan Rusia dan NATO terus beroperasi berdekatan di Laut Hitam dan Mediterania pada minggu-minggu berikutnya.

"Ketika sebuah jet tempur melewati sebuah kapal perusak pada ketinggian 100 kaki (30,48 meter), militer kita memutuskan sendiri apakah mereka siap untuk menyerang," katanya.

Dapat dikatakan bahwa mereka memprovokasi kami untuk meluncurkan serangan pre-emptive.

"Kami tidak akan melakukan ini tanpa provokasi nyata, tetapi pada saat yang sama saya tidak akan meminta komandan saya untuk menyerang terlebih dahulu dan mengambil risiko," tulis Business Insider.

Pernyataan Komando Militer AS seperti itu menimbulkan kekhawatiran yang sangat serius, karena tindakan AS dapat menimbulkan bahaya nyata bagi Rusia.

Namun, para analis mengatakan bahwa Pentagon belum siap untuk mengambil langkah seperti itu.

Baca Juga: Disinggung Soal Kapal Covid-19 Berakhir, Presiden Jokowi Malah Blak-blakan Ungkap Kondisi Sebenarnya Ini, 'Bukan Bermaksud Menakut-nakuti'

Karena ini akan mengarah pada konflik bersenjata antara kedua negara, bahkan jika militer Rusia memang terlibat dalam agresi dengan kapal perang Amerika.

"Penting untuk dipahami bahwa baik Amerika Serikat maupun Rusia tidak menginginkan konflik bersenjata," kata seorang pakar Rusia.

"Pernyataan laksamana AS seperti itu terutama merupakan upaya untuk mengintimidasi Rusia," kata seorang pakar Rusia saat mengomentari informasi di situs Business Insider.

"karena jelas baik Washington maupun Moskow tidak berani mengambil tindakan seperti itu tanpa kebutuhan nyata," jelasnya.