Penulis
Intisari-Online.com - Perang nuklir baknya mimpi buruk bagi seluruh dunia jika benar terjadi.
Sebab perang nuklir bisa saja menghancurkan seluruh isi dunia berserta manusia-manusia di dalamnya.
Nah, terkait perang nuklir, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan sedang membangun dua pesawat baru.
Namun itu bukanlah pesawat biasa.
Bahkan pesawat itu diberi namapesawat 'Kiamat' atauPesawat 'Doomsday'.
Pesawat itudinamai sedemikian rupa karena kemampuan mereka untuk menahan ledakan nuklir. Serta dihubungkan dengan teknologi.
Sehingga mereka dapat mengelola pertahanan nuklir Rusia.
Tak tanggung pesawat 'Hari Kiamat' itutermasuk kapal selam, pembom strategis, dan peluncur rudal yang berbasis hingga 3.700 mil jauhnya.
Nantinya kedua pesawat baru tersebut akan menggantikan pesawat Il-80.
Mereka juga tidak akan memiliki jendela dalam upaya untuk melindungi penumpang di dalamnya dari ledakan nuklir.
Pesawat 'Kiamat' pertama kali menjadi berita utama internasional pada bulan Desember setelah polisi Rusia memulai penyelidikan atas pembobolan di pusat komando nuklir rahasia dan pencurian salah satu peralatan pesawat.
Insiden itu lantasmenimbulkan kekhawatiran atas keamanan.
Sebab para ahli militer percaya pesawat itu menjadi sasaran pencuri biasa yang mengambil logam mulia, termasuk emas dan platinum.
Baru-baru ini, Moskow telah meluncurkan beberapa proyek militer baru.
Padaminggu lalu misalnya, Kremlin meluncurkan jet senilai 30 juta Dolar AS yang dapat terbang dua kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Meskipun demikian, pengumuman pesawat 'Hari Kiamat' tampaknya merupakan balasan untukAngkatan Udara AS yang merilis rekaman pesawat tahan nuklir mereka sendiri.
Beberapa jam sebelumlaporan di RIA Novosti, juru bicara Pentagon men-tweet video E4-B Nightwatch sedang diisi bahan bakar di tengah penerbangan.
Memang hubungan antara AS dan Rusia memburuk sejak Perang Dingin.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (28/7/2021),pesawat baruitu dilaporkan akan digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi Kremlin dan sebagai pos komando udara.
Hal itu menurut RIA Novosti, kantor berita milik negara.
Laporan dari RIA Novosti mengungkapkan pada hari Senin bahwa pengerjaanpesawat itu telah dimulai di Voronezh, sebuah kota 321 mil selatan Moskow.
Kantor berita itu mengatakan pesawat-pesawat itu akan digunakan untuk mengevakuasi pemimpin senior negara itu dan mengoordinasikan pasukan jika terjadi penghancuran infrastruktur darat dan satelit.