Find Us On Social Media :

Sempat Depresi, Temui Mikhail Bakunin Pemikir Anarkisme Abad ke-19 yang Berapi-api, Herzen: 'Orang Ini Lahir Bukan di Bawah Bintang Biasa, Tapi Komet'

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 30 Juli 2021 | 15:59 WIB

Mikhail Aleksandro vich Bakunin.

Dia menguasai bahasa Jerman untuk mempelajari filosofi Immanuel Kant, Johann Fichte, dan GWF Hegel.

Pada tahun 1842, ketika tinggal di Berlin, Bakunin menerbitkan sebuah esai berapi-api yang menyatakan Hegelianisme sebagai alat revolusioner dan diakhiri dengan diktum yang menjadi moto anarkisme internasional: "Semangat untuk kehancuran juga merupakan hasrat kreatif."

Bakunin berpartisipasi dalam Revolusi Paris tahun 1848, melakukan upaya sia-sia untuk mengorganisir kampanye internasional revolusioner rahasia untuk pemberontakan Ceko, dan berpartisipasi dalam pemberontakan Dresden tahun 1849.

Dia dipenjarakan di Rusia sampai tahun 1857 dan kemudian diasingkan ke Siberia.

Pada tahun 1861 ia melarikan diri dari Siberia ke Jepang, dan dalam perjalanannya ke Eropa ia singgah di Amerika Serikat.

Baca Juga: Konon Keji, Digambarkan Monster Gila Harta dan 'Maniak Hubungan Suami Istri', Ratu Terakhir Perancis Marie Antoinette Memiliki Sisi Lain yang Diabaikan Para Musuhnya

Dia menyatakan niatnya untuk menjadi warga negara Amerika.

Penyair Henry Wadsworth Longfellow menggambarkan orang Rusia dalam buku hariannya sebagai "seorang pria raksasa dengan temperamen yang sangat bersemangat."

Misi dalam Hidup

Pada tahun 1862 Bakunin bergabung dengan pemimpin revolusioner Aleksandr Herzen dan Nicholas Ogarev di London.

Niat Bakunin adalah mencurahkan seluruh energinya untuk memperjuangkan kebebasan Rusia dan semua Slavia.

Baca Juga: Kala Warga Palestina Menentang Inggris dan Israel, Revolusi Sebelum Pembentukan Negara Israel dan Peristiwa Nakba yang Tunjukkan Betapa Kuat Sebenarnya Palestina