Penulis
Intisari-online.com -Indonesia tengah berenang di dalam kolam Covid-19.
Kondisi ini disebabkan karena negara sedang menghadapi gejolak gelombang kedua Covid-19.
Gejolak ini tidak dalam keadaan yang baik, bahkan cenderung tidak terkendali.
Pemerintah menerapkan PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 sampai 20 Juli 2021.
Kemudian PPKM Darurat diganti nama menjadi PPKM Level 4, yang diperpanjang sampai 25 Juli 2021.
Hingga akhirnya 25 Juli 2021 kemarin pemerintah memutuskan memperpanjang PPKM Level 4 sampai 2 Agustus 2021.
Namun kontras dengan aturan ketat PPKM, pulau Bali masih dibuka untuk wisata turis asing maupun wisatawan lokal.
Rupanya pemerintah masih mengharapkan membuat pulau Dewata penghasil keuntungan yang bisa masuk ke kas negara.
Baca Juga: Jubir Kemenko Marves Jodi Mahardi: Tidak Ada Wilayah Indonesia yang Nol Risiko Covid-19
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang juga Koordinator PPKM darurat, optimis herd immunity di Bali sudah tercapai.
Selanjutnya ia juga optimis herd immunity akan bisa tercapai di Indonesia akhir tahun ini.
Ia optimis karena melihat angka vaksinasi terhadap masyarakat Jakarta dan Bali.
Melansir Tribunnews dari Kompas TV 20 Juli 2021 lalu, Luhut menyampaikan hal tersebut.
"Saya pikir mestinya bisa. Kalau seperti Jakarta dengan Bali, kita bisa herd immunity mungkin September bisa. Kan jumlah vaksin saja. Jakarta sudah mendekati 70%. Saya kira dalam bulan depan sudah bisa 80%. Bali sudah 80%. Jadi sudah cukup," kata Luhut.
Luhut juga mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarahkan pemerintah untuk mengejar herd immunity di wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Kemudian diikuti dengan daerah lain antara lain Bandung Raya, Solo Raya, Semarang, Surabaya, dan Malang.
"Jabodetabek itu harus kita bikin sampai ke Bogor, dekat Bogor, Depok, kemudian nanti Bandung Raya, Solo Raya, Semarang, Surabaya, Malang, ada tujuh itu. Jadi simpul-simpul utama itu kira selesaikan supaya itu nanti mengembangkan ke luar," kata Luhut.
Namun, optimisme Luhut mungkin masih terbentur beberapa kendala kritis.
Al Jazeera dan beberapa media luar lain melaporkan jika Bali kini kehabisan oksigen.
Pulau Dewata menjadi wilayah yang juga dikenai aturan PPKM.
Mengutip Al Jazeera 24/7/2021, pulau Bali kehabisan oksigen untuk pasien Covid-19 mereka karena infeksi pasien meningkat, seperti dikabarkan kepala Dinas Kesehatan Bali.
"Kami sudah kehabisan oksigen sejak 14 Juli dan sekarang makin kritis setiap harinya ada tambahan kasus-kasus baru," ujar Ketut Suarjaya, kepala Dinas Kesehatan Bali.
"Ada krisis oksigen di Bali."
Suarjaya mengatakan pasien di Bali memerlukan 113.3 ton oksigen Kamis 22 Juli 2021 kemarin.
Sedangkan pemerintah Bali hanya memiliki 40.5 ton.
Kekurangan oksigen juga telah terjadi di Jawa, dengan pemerintah mulai mengimpor suplai oksigen dari Amerika Serikat (AS) dan China.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, Indonesia mencatat lebih dari 3 juta inveksi virus Corona dan 80.598 kematian menurut data resmi.
Penyebaran disebabkan oleh varian Delta yang tidak menunjukkan tanda melambat.
Organisasi penelitian Our World in Data mengatakan tingkat kematian Indonesia tiga kali lipat dari rata-rata global.
Jumlah kematian harian di Indonesia telah terus di atas 1000 kematian sejak 16 Juli, dengan pakar mengatakan angka sebenarnya jauh lebih tinggi karena tes Covid-19 yang rendah.
Negara-negara di Asia sedang melihat kondisi wabah terburuk di negara mereka.
Selain Indonesia menjadi hotspot global baru, Vietnam dan Thailand menghadapi aturan anti-virus baru.
Perwakilan dari dua kelompok peneliti virus Corona di AS yang terkemuka di dunia mengkhawatirkan situasi di Indonesia menjadi titik munculnya varian mengkhawatirkan Covid-19 yang baru.
"Semakin banyak infeksi dalam sebuah komunitas, lebih banyak lagi kesempatan terbentuknya varian baru," ujar Ali Mokdad, profesor ilmu ukur kesehatan di Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle.
Ia juga mengkhawatirkan aktivitas Idul Adha kemarin.