Penulis
Intisari-Online.com - Kapan dan di mana sidang pertamaBPUPKI dilaksanakan?
Sebelum membahas kapandan di mana sidang pertamaBPUPKI dilaksanakan, kita perlu tahu sejarahBPUPKI.
Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (24/7/2021),BPUPKI merupakan kepanjangan dariBadan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Tentukan Nasib Indonesia, Ini yang Dibahas Dalam Sidang Pertama BPUPKI
BPUPKI merupakan badan yang dibentuk Jepang pada 29 April 1945.
Sehingga nama lainBPUPKIadalahDokuritsu Junbi Cosakai.
Namun walau dibentuk oleh Jepang,BPUPKI mendapat dukungan dari bangsa Indonesia.
Alasannya karena Jepangmenjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.
Bahkantanggal berdirinya BPUPKI bertepatan dengan hari ulang taun Kaisar Hirohito.
Dilansir dari buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi (2011) karya Junaedi Al Anshori,BPUPKI beranggotakan 67 orang.
Di mana 60 orang Indonesia dan tujuh orang Jepang yang bertugas mengawasi.
KetuaBPUPKIRadjiman Wedyodiningrat. Sementara wakil ketuanya ialah Hibangase Yosio (Jepang) serta Soeroso.
Sebenarnya pemerintah Jepang membentuk BPUPKI bukan tanpa alasan.
Ini karena Jepang masih ingin mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan memikat hati rakyat Indonesia dan tentunya untuk melakukan politik kolonial.
Setelah resmi berdiri pada tanggal 28 Mei 1944, BPUPKI melaksanakan sidang pertamanya pada 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.
Sidang pertamaBPUPKI dibukadi Gedung Chuo Sangi In di Jakarta yang kini menjadi Gedung Pancasila.
Sidang pertama bpupki membahas tentangrumusan dasar negara Indonesia.
Namun sidang pertama tersebut BPUPKI belum dapat menemukan rumusan dasar negara Indonesia.
Pada sidah pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945,Mohammad Yamin meyampaikan 5 asas.
Yakniperi kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan dan kesejahteraan rakyat.
Selanjutnya, tanggal 31 Mei 1945, Soepomomenyampaikan usulan lima asas.
Yakni persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir batin, musyawarah, dan kadilan rakyat.
Terakhir,Soekarno mengusulkan lima asas lainnya.
Yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa.
Baca Juga: Kata Bung Karno, di Atas Lima Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia