Find Us On Social Media :

Kata Bung Karno, di Atas Lima Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 8 Oktober 2017 | 19:20 WIB

Intisari-Online.com – “Maaf, P.T. Zymukyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca tuan punya surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai jelimet hal ini dan itu dahulu semuanya. Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dahulu, sampai jelimet maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, sampai di lubang kubur.”

(Baca juga: Hari Lahir Pancasila: Inilah Sejarah Garuda Menjadi Lambang Negara dan Berhak ‘Menyandang’ Perisai Pancasila?)

Amanat Bung Karno di depan sidang Dokuritsu Syumbi Tyoosakai pada tanggal 1 Juni  1945 di gedung (kini Deparlu) Pejambon Jakarta itu mendapat sambutan tepuk tarigan riuh.

Pidato tanpa naskah  itulah yang kemudian pada tahun 1947 diberi nama pidato “Lahirnya Pancasila”.

Dokuritsu Syumbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan yang beranggotakan 60 orang sudah bersidang 3 hari sejak 29 Mei.

Pada tanggal 1 Juni itu, Bung Karno akan mendapat giliran menyatakan pendapatnya. Maka gelisahlah beliau pada  malam harinya. Apa yang akan diucapkan esok harinya?

Baginya sudah jelas apa yang diminta oleh Ketua: “philosofische grondslag daripada Indonesia Merdeka… fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.”

Bung Karno keluar dari rumahnya di Pegangsaan Timur 56. Beliau menatap bintang di langit, satu bintang besar menambat perhatiannya.

Melalui bintang itu lepaslah doanya yang beriba-iba kepada Tuhan. Mohon rahmat penerangan dasar apakah gerangan paling tepat untuk Indonesia Merdeka? Maka datanglah ilham … Pancasila!

Di Tiongkok, Jepang pernah mengangkat Henri Puyi menjadi kaisar boneka. Konsepnya untuk kemerdekaan negara-negara Asia Tenggara adalah ”Keakmuran Bersama Asia Timur Raya".

(Baca juga: Lima Butir Pancasila yang Kita Kenal Kini Ternyata Lahir di Bawah Pohon Sukun)

Maka Bung Karno tahu benar apa maksud sebenarnya dari Badan Penyelidik Usaha-usaha  Persiapan Kemerdekaan. Suatu badan peneliti, sengaja disuruh bekerja jelimet, makin lama makin baik.

Dengan latar belakang itu semakin jelas makna dari amanat di atas. Peringatan tegas tetapi halus, janganlah para anggota terjebak oleh siasat Jepang.