Perawat dan dokter Jepang sudah menyatakan peringatan.
Mereka menyatakan kepada pejabat Olimpiade jika sistem kesehatan Jepang kurang sumber daya manusia untuk secara efektif melindungi warga Jepang dan menyokong peserta Olimpiade dan tim mereka.
Namun, saran dari WHO juga kurang memuaskan.
WHO hanya mendesak yang menghadiri Olimpiade untuk berhati-hati.
Pertanyaannya, mengapa WHO membiarkan Olimpiade terlaksana meskipun taruhannya adalah nyawa para atlet?
Rupanya, ada sejarah panjang antara WHO dan penyelenggara Olimpiade, IOC.
Dilansir dari Asia Times, sejarah ini mundur ke kesepakatan tahun 1984.
Namun, peran penasihat WHO dalam keamanan Olimpiade telah diserang beberapa tahun belakangan.