Penulis
Intisari-online.com - Virus corona dianggap sebagai virus paling bombastis yang ditemukan pertama kali di China untuk saat ini.
Bagaimana tidak virus ini berhasil menginfeksi seluruh dunia dalam waktu setahun setengah.
Kini virus tersebut juga telah bermutasi, dan menyebabkan kepanikan hampir semua negara di dunia.
Tak hanya itu, belakangan China juga mengumumkan temukan virus baru yang disebut sebagai virus kera, atau Monkey-B.
Virus monyet itu telah menginfeksi dan membunuh satu orang di China, dengan menyerang bagian otak manusia.
Tak berhenti disitu, kini lagi-lagi ada sebuah virus yang diklaim berusia 1.500 tahun sebelumnya.
Virus ini tidak diketahui oleh China, dan baru saja ditemukan.
Para ilmuwan yang mempelajari gletser menemukan serangkaian virus berusia hampir 15.000 tahun dalam dua sampel inti es yang diambil dari dataran tinggi Tibet di China.
Baca Juga: Seminggu Terakhir, Kasus Positif Covid-19 Menurun Tapi Angka Kematian Masih Tinggi
Sebagian besar virus bertahan dengan pembekuan total dan tidak seperti virus lain yang telah diklasifikasikan sejauh ini, menurut Science Daily.
Studi yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Microbiome, dapat membantu para ilmuwan memahami lebih banyak tentang bagaimana virus berevolusi selama berabad-abad.
Zhi Ping Zhong, penulis studi, dari Pusat Penelitian Iklim dan Kutub di Ohio State University, AS, mengatakan, "Gletser ini terbentuk secara bertahap, bersama dengan debu dan gas, banyak virus. juga terakumulasi di sini.
"Gletser di China barat belum dipelajari dengan baik. Tujuan kami adalah menggunakan informasi ini untuk mencerminkan lingkungan masa lalu. Virus adalah bagian dari lingkungan itu," kata Zhi.
Para peneliti mengidentifikasi sampel es berusia hampir 15.000 tahun menggunakan kombinasi teknik tradisional dan modern.
Ketika mereka menganalisis sampel, mereka menemukan kode genetik dari 33 virus.
Setidaknya 28 jenis adalah virus yang benar-benar baru, tidak pernah diketahui manusia.
Sekitar setengah dari ini tampaknya bertahan di dalam es.
"Ini adalah virus yang dapat berkembang di lingkungan yang ekstrim," kata Matthew Sullivan, rekan penulis studi dan direktur Center for Microbial Science di Ohio.
"Virus-virus ini memiliki gen spesifik yang membuatnya menular di lingkungan yang dingin," katanya.
Para peneliti berencana untuk mendekontaminasi inti es dan mempelajari lebih lanjut tentang virus misterius ini.
Sehingga menciptakan dasar bagi manusia untuk mencari kehidupan di lingkungan yang kaya es ekstrem, seperti Mars dan Bulan.
Para ilmuwan mengatakan masih perlu dipelajari lebih banyak tentang karakteristik dan genotipe sebelum memberi nama virus baru.
Lonnie Thompson, seorang penulis studi, mengatakan penemuan virus di gletser memainkan peran penting dalam perubahan iklim yang semakin nyata di Bumi.
"Kami hanya tahu sedikit tentang virus dan bakteri di lingkungan ekstrem ini. Bagaimana mereka menangani laut dengan iklim? Apa yang terjadi ketika Bumi bertransisi dari zaman es dingin ke periode nyaman seperti hari ini?" kata Thompson.