Find Us On Social Media :

Jadi Cerminan Keadaan di Lapang Melawan Virus Corona, Komut RS di Magelang Ini Kesulitan Mendapatkan Oksigen untuk Pasien Covid-19

By Maymunah Nasution, Kamis, 22 Juli 2021 | 06:00 WIB

Ilustrasi cara meningkatkan saturasi oksigen saat isolasi mandiri

Menurutnya aplikasi kurang sesuai dengan namanya karena pihak RS hanya sebatas diminta mengisi data pada aplikasi itu tapi tidak ada realisasinya.

"Satgas-satgas oksigen tidak hanya sebatas aplikasi-aplikasi lah. Hari ini, rumah sakit diarahkan untuk mengisi di aplikasi. Aplikasi JOSS atau apa itu, tapi praktik di lapangannya direktur-direktur rumah sakit dilepas. Untuk berikhtiar sendiri gitu,” ujarnya.

“Ya jujur kemarin kita sampai berikhtiar mencari oksigen ke Bandung. Tiga dari yang lalu, kita dari Gresik dapat oksigen itu. Alhamdulillah bisa kita suplai juga ke RSD Merah Putih (milik Pemkab Magelang). Itu kita dapat CSR dari Pertamina, itu hasil upaya direktur-direktur sendiri,” ujarnya.

Gus Yusuf menyampaikan semoga distribusi oksigen benar-benar berjalan dengan baik, terutama karena melonjaknya permintaan oksigen.

Baca Juga: Krisis Oksigen hingga Ada 33 Pasien Covid-19 Meninggal saat Dirawat di Rumah Sakit, Media Australia ini Soroti Betapa Kritisnya Situasi Rumah Sakit di Indonesia

Selain oksigen ia juga menyoroti obat yang khawatir jika tidak diatur dengan baik bisa langka.

"Yang kedua antisipasi obat. Obat ini juga sekarang sudah mulai langka lho. Ini antisipasi, kalau nanti pada minggu atau 10 hari kedepan situasi masih seperti ini akan semakin sulit obat-obatan itu,” ujarnya.

Dikatakannya, bed occupancy rate (BOR) RSU Syubbanul Wathon hampir selalu penuh, bahkan pernah 100 persen.

Sebagai antisipasi, pihak rumah telah mendirikan tenda darurat untuk menampung pasien Covid-19 yang belum dapat tertangani di IGD.

Baca Juga: Buruknya Krisis Virus Corona di Indonesia Sampai Didengar Media Asing, Viral Petugas Medis yang Terpaksa Tolak Pasien hingga 63 Pasien Meninggal Karena Kehabisan Oksigen

"Ya kita tetap waspada, sewaktu-waktu ada lonjakan. Kita harus siap, makanya di Syubbanul Wathon juga sudah pasang tenda. Itu kemarin sempat isi, sekitar 3-5 orang. Itu menjadi waiting list, ketika dari atas (tempat tidur) sudah longgar baru dinaikkan,” ujarnya.