Penulis
Intisari-online.com -Sagu masih menjadi jantung kehidupan masyarakat Papua.
Salah satunya oleh masyarakat Kampung Abar Distrik Ebungfau Kabupaten Jayapura, Papua.
Kampung yang berpenduduk 198 orang itu memiliki kearifan lokal dalam bentuk membagi tugas mengolah sagu.
Dikutip dari Tribun Papua, Naftali Felle (60) sebagai Kepala Suku atau Ondoafi Kampung Abar menjelaskan proses pengolahan sagu di kampungnya itu.
"Untuk memperoleh tepung Sagu, bukanlah suatu hal yang mudah, sebab dibutuhkan waktu, tenaga ekstra dan juga memerlukan alat yang khusus pula," katanya.
Naftali menjelaskan, proses awalnya dimulai dengan pemilihan pohon Sagu, yang usianya sudah siap, untuk dipanen.
"Biasanya usia pohon yang siap untuk dipanen, yakni telah berumur 15 tahun," tandasnya.
Setelah sagu dipilih, berikutnya melakukan pembersihan tanaman atau batang pohon sagu.
Membersihkannya adalah dari sisa-sisa pelepah daun.
Batang juga dibersihkan dari tanaman lain yang tumbuh di sekitar pohon sagu.
Pohon sagu yang sudah ditebang kemudian dikupas kulitnya sampai terlihat serat (empulur) yang di dalamnya mengandung pati sagu.
Kemudian menurut Naftali, serat atau empulur tersebut, diambil untuk diproses, hingga menghasilkan tepung Sagu.
Dalam pengambilan empulur, biasanya dilakukan dengan memangkur, atau dalam bahasa sehari-hari warga Abar, menyebutnya dengan sebutan menokok.
Tujuan dari menokok ini ialah, agar empulur dapat terpisah dari dalam batang pohon Sagu.
Pada saat proses pengambilan empulur dilakukan, berbarengan dengan dibuatkannya tempat peremasan, untuk menaruh empulur.
Serat itu dimasukkan ke dalam tempat peremasan dan diaduk dengan air sampai pati sagu dan empulur terpisah.
Hasil endapat pati sagu di dalam wadah itu kemudian diambil menjadi tepung sagu.
Tepung sagu itu yang diolah menjadi makanan pokok penduduk lokal Kampung Abar.
Pekerjaan pengolahan tanaman Sagu ini, biasanya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
"Kaum laki-laki ditugaskan dalam pekerjaan penebangan, dan pengambilan empulur," imbuhnya.
Sedangkan kaum perempuan atau mama Papua, lebih kepada mengerjakan peremasan untuk mendapatkan pati Sagu.
Untuk durasi waktu pekerjaan pemanenan Sagu di Kampung Abar, biasanya dikerjakan paling kurang satu minggu, untuk menyelesaikan seluruh rangkaian proses pengolahan tersebut.