“Bangunan sekolah dibakar, puskesmas dirusak, bagaimana mau jalan, semua tenaga pengajar dan kesehatan takut,” jelasnya.
Ia berharap semua pihak untuk saling menghargai satu sama lainnya, demi kemajuan yang diimpikan selama ini.
“Kalau tidak ada kontak dan semua saling mengharga untuk pembangunan dari segara sisi, maka kita bisa bersaing dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Ia bingung mau mengadu kepada siapa.
“Saya mau mengeluh ke mana lagi. Negara saat ini sedang berpikir dalam penanganan wabah Covid-19,” bebernya.
Ia juga merasa kecewa.
Pasalnya pembangunan yang ia laksanakan selama menjabat 8 tahun sebagai Bupati sirna begitu saja.
Hilang sudah waktu, biaya dan pikiran.