"Ini adalah bencana skala besar dan kita hampir mencapai titik yang tidak bisa kembali lagi," ujar Derr.
Simularity memperingatkan jika bukan hanya terumbu karang yang berisiko mati.
Namun, stok ikan di Laut China Selatan juga akan berkurang, padahal stok ikan menjadi sumber pangan penting bagi negara-negara sekitarnya, termasuk Indonesia.
Filipina menjadi yang terdepan, sedang memproses memverifikasi laporan Simularity.
"Sementara kita mengkonfirmasi dan memverifikasi limbah yang dibuang ini, kami mempertimbangkan aksi tidak bertanggung jawab ini, jika benar, sangat merugikan terhadap ekologi laut di tempat itu," ujar Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.
"China memperlakukan kami sebagai toilet mereka dan ini adalah pelanggaran baik hukum internasional dan hukum lingkungan lokal," ujar Senator Filipina Grace Poe.
Setidaknya ada 5 negara yang menggantungkan kebutuhan dan klaim di Laut China Selatan: Filipina, China, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.
Klaim China atas Laut China Selatan telah ditolak oleh Pengadilan Hukum Internasional atau Den Haag
Namun China masih aktif mengotori salah satu rute perdagangan dan biota laut tersebut.