Di sinilah obat yang baru-baru ini viral, Ivermectin, muncul.
Ivermectin berhasil menarik perhatian banyak orang di Indonesia terutama yang menolak disuntik untuk vaksinasi karena proses yang membingungkan dan memakan waktu.
Sudah lama beredar isu di media sosial mengenai betapa hebatnya obat ini sebagai cara murah menangani pandemi Covid-19.
Bahkan dulunya dokter-dokter Indonesia termasuk di RS pemerintah telah secara rutin meresepkan obat ini sejak pertengahan 2020.
Di sinilah akhirnya pebisnis Indonesia bernama Haryoseno mulai mencetuskan program pengobatan Covid-19 ini.
Ia mulai mengembangkan Ivermectin, obat parasit berumur 40 tahun sebagai obat yang murah dan efektif menanggulangi virus Corona.
Kepala staf presiden Moeldoko mendukung agar obat ini resmi disetujui untuk dijual bebas, tapi BPOM akhirnya memberi lampu hijau bagi perusahaan farmasi milik Haryoseno, Harsen Laboratoium, untuk mengembangkan obat ini pada 20 Juni 2021 kemarin.
Mengutip Asia Times, kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito bersikeras jika Ivermax 12 spesifik hanya untuk penyakit parasit, sesuatu yang sebelumnya diharapkan ditulis dalam kotak Harsen yang dibagikan ke toko-toko obat lokal dengan harga Rp 256 ribu untuk 10 tablet.