Find Us On Social Media :

Pantas Negara-negara Teluk Sampai Siapkan Dua Vaksin Terbaik Usai Warganya Disuntik Vaksin China, Ternyata Ada Bahaya Mengintai 6 Bulan Setelah Vaksinasi Dilakukan

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 10 Juli 2021 | 15:40 WIB

Ilustrasi vaksin Covid-19.

Sebuah dokumen kementerian kesehatan Thailand yang bocor, menunjukkan bahwa pemerintah khawatir tentang langkah tersebut mengirimkan sinyal yang salah kepada publik, karena mengakui bahwa vaksin Sinovac tidak efektif.

Melansir dari kompas.com (3/5/2021), efikasi atau kemanjuran vaksin Sinovac yang disebut CoronaVac, berdasarkan uji klinis fase 3 di Indonesia, menunjukkan efikasi vaksin Covid-10 ini sebesar 65,3 persen.

"Pasti akan berdampak pada kepercayaan terhadap vaksin," kata Dicky Budiman, ahli epidemiologi di Griffith University Australia.

"Vaksin itu tidak selalu tidak efektif, tetapi kemanjurannya menurun setelah enam bulan. Itu prediksi saya," katanya, merekomendasikan pihak berwenang untuk mempertimbangkan suntikan booster sebagai solusi dan mengomunikasikan masalah ini kepada publik.

Sementara itu, negara-negara di Teluk, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain bahkan telah menyediakan vaksin virus corona Pfizer/BioNTech (PFE.N), sebagai suntikan booster bagi mereka yang awalnya divaksinasi dengan vaksin yang dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).

Negara ini telah memberikan vaksinasi pada sebagian besar penduduknya, pada awalnya mulai menginokulasi penduduk dan warga negara dengan suntikan Sinopharm Covid-19 sebelum kemudian memperkenalkan vaksin lain.

Bahrain saat ini memerangi gelombang infeksi terbesarnya, sementara UEA mencatat hampir dua kali lebih banyak kasus Covid-19 dibandingkan tujuh bulan lalu.

Di Abu Dhabi, ibu kota UEA, suntikan booster tersedia enam bulan setelah suntikan kedua diberikan, kata seorang perwakilan dari Mubadala Health, bagian dari dana negara.

Vaksin yang berbeda dapat diberikan sebagai suntikan booster tetapi itu menjadi kebijaksanaan penerima dan profesional kesehatan tidak membuat rekomendasi, kata perwakilan tersebut.

Baca Juga: Inilah Sederet Fakta tentang Vaksin Covid-19 untuk Anak di Indonesia, Apa Saja?