Baca Juga: 3 Obat Biduran Alami untuk Meredakan Gatal-gatal, dari Lidah Buaya hingga Bawang
Diungkapkan bahwa perbedaan respons kekebalan tubuh antara jenis kelamin yang berbeda dapat menjelaskan tentang fenomena pria lebih berisiko atas gejala Covid-19 yang lebih parah.
"Kita tahu bahwa pria berisiko lebih tinggi daripada wanita tertular Covid-19 yang parah dan perbedaan jenis kelamin dalam respons kekebalan tubuh, memberikan penjelasan yang meyakinkan untuk fenomena ini," kata Caroline Johnson, asisten profesor epidemiologi di Yale School of Public Health dan penulis senior studi ini.
"Kami juga mengetahui bahwa respons imun diatur sebagian oleh metabolit, dan temuan baru ini menawarkan jendela kunci ke dalam mekanisme yang mendasari, bagaimana penyakit Covid-19 ini memengaruhi pasien wanita dan pria secara berbeda," jelasnya.
Johnson smenjalin kerja sama dengan Akiko Iwasaki, Profesor Imunobiologi dan Biologi Molekuler, Waldemar Von Zedtwitz.
Nama-nama tersebut sebelumnya telah memimpin tim peneliti dalam mengidentifikasi perbedaan signifikan, dalam cara sistem kekebalan tubuh perempuan dan laki-laki merespons virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Sementara itu, tim tersebut mendapatkan dukungan dari dana respon cepat Yale School of Public Health.
Mereka mempelajari sampel darah yang diambil dari 22 pasien wanita dan 17 pasien pria di Rumah Sakit Yale New Haven setelah terkonfirmasi infeksi Covid-19.
Para peneliti secara positif mengidentifikasi 75 metabolit, yang merupakan produk molekuler dari proses pencernaan dan metabolisme seluler.