Sejak perang ini terjadi lebih dari 70 tahun yang lalu, amunisi telah memburuk, membuatnya lebih sensitif terhadap gangguan, sehingga menjadi lebih berbahaya untuk ditangani.
Orang cenderung meremehkan bahaya amunisi ini dan tidak memperlakukannya dengan hormat, yang bisa mengakibatkan luka parah, bahkan kematian.
Bahkan ketika para ahli dipanggil untuk menangani bom, hasilnya tidak selalu positif.
Pekerja konstruksi di Gottingen (Jerman) pada tahun 2010, menemukan sebuah bom PD II seberat 500kg, sekitar 7 meter di bawah permukaan tanah.
Saat para ahli bersiap untuk melucuti senjatanya, bom itu meledak, menewaskan tiga orang dan melukai enam orang.
Pada tahun 2011, sebuah bom RAF lebih dari satu ton, juga dari Perang Dunia II, ditemukan di Sungai Rhine yang terkena dampak kekeringan di dekat Koblenz.
Lebih dari 45.000 orang dari kota harus dievakuasi sebagai tindakan pengamanan.
Lalu, pada tahun 2013, sebuah bom besar meledak di lokasi bangunan lain, di Euskirchen, yang mengakibatkan satu kematian, delapan orang terluka dan banyak kerusakan pada properti yang berdekatan.
Para ahli Prancis setiap tahun menemukan sekitar 900 ton amunisi beracun dan bahan peledak dari hutan Verdun.