John D Rockefeller Disalahkan atas Pembantaian Ludlow, Begini Situs Pembantaian yang Sekarang Dijuluki sebagai Kota Hantu

Khaerunisa

Penulis

Tenda pekerja di Ludlow pada awal tahun 1914 sebelum pembantaian.

Intisari-Online.com - John D Rockefeller dikenal sebagai seorang dermawan yang mendirikan yayasan kemanusiaan Rockefeller Fondation.

Yayasan Filantropinya dianggap sebagai warisan abadi John D Rockefeller.

John D Rockefeller yang lahir tepat di kota bernama Richford, New York, pada 8 Juli 1839.

Ia mulai menekuni bisnis minyak sejak usia muda, kemudian menjadi miliarder pertama di Amerika di usia yang juga masih muda.

Baca Juga: Rahasia Gelap Keluarga Rockefeller, Gunakan Kekayaan untuk Hindari Wajib Militer hingga Kematian yang Diiringi Kontroversi

Sebuah kesuksesan yang membuatnya bisa menikmati masa tuanya dalam kemewahan, juga mewariskan kekayaan pada anak cucunya.

Pada usia 20-an, ia telah memulai beberapa kemitraan bisnisnya memusatkan bisnisnya pada penyulingan minyak.

Rockefeller mendirikan Perusahaan Standar Oil pada tahun 1870, menjalankannya hingga tahun 1897, bahkan tetap menjadi pemegang saham terbesarnya.

Di balik kesuksesan hingga kisah kedermawannya, sosok John D Rockefeller tak terhindarkan dari sisi gelap dan kontroversi.

Baca Juga: Inilah Kisah Ani Pachen, ‘Joan of Arc Tibet’, Tak Ingin Dinikahkan, Larikan Diri Berjuang Lawan Komunis China yang Pongah Ingin ‘Caplok’ Tibet

Salah satunya bahwa ia disalahkan atas peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Ludlow.

Pembantaian Ludlow menjadi rentetan peristiwa berdarah yang menewaskan banyak orang.

Melansir uncovercolorado.com, Pada tanggal 20 April 1914, terjadi pembantaian dengan kekerasan di Ludlow, CO, di utara Trinidad.

Pengawal Nasional Colorado dan penjaga Perusahaan Colorado Fuel and Iron (CF & I) milik Rockefeller menembak para penambang yang mogok.

Baca Juga: Rumah Sakit Kolaps dan Pemakaman Harus Antri, Seperti Inilah Situasi di Jakarta yang Mirip dengan India, Cuma Butuh 1 Bulan untuk Itu! Masih Tidak Percaya Adanya Covid-19?

Mereka juga membakar tenda-tenda para pekerja hingga membuatnya rata dengan tanah.

Dalam peristiwa memilukan itu, para wanita dan anak-anak juga dibunuh.

Dilaporkan dalam Pembantaian Ludlow itu sebanyak 25 orang kehilangan nyawa, 11 di antaranya adalah anak-anak.

Pembantaian tersebut merupakan puncak dari Perang Ladang Batubara Colorado, yang dimulai setahun sebelumnya pada tahun 1913.

Baca Juga: Hanya Gara-gara Prajurit ‘Kebelet Kencing’ di Tahun 1937, Terjadilah Perang antara China dan Jepang yang Kedua Kalinya, Begini Kisahnya!

Dua kabupaten pertambangan batu bara Las Animas dan Huerfano merupakan pusat konflik.

United Mine Workers of America memimpin pemogokan terhadap Colorado Fuel and Iron (CF&I), yang dimiliki oleh Rockefeller.

Mereka kesal atas kondisi kerja yang mengerikan di perusahaan tersebut.

Kedua belah pihak memimpin serangan bolak-balik selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Inilah Kisah Ani Pachen, ‘Joan of Arc Tibet’, Tak Ingin Dinikahkan, Larikan Diri Berjuang Lawan Komunis China yang Pongah Ingin ‘Caplok’ Tibet

Para penambang mencari pembalasan mereka selama sepuluh hari di berbagai tempat mulai dari Trinidad utara hingga Louisville.

Gerombolan penambang bersenjata menyerang lusinan perusahaan anti-serikat, menghancurkan properti dan terlibat dalam beberapa pertempuran kecil dengan Pengawal Nasional Colorado.

Tapi kemudian, tentara federal mengakhiri kekerasan, sementara pemogokan berlanjut hingga Desember. Diperkirakan hingga 200 orang tewas.

Peristiwa itu pun dijuluki sebagai 'serangan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.'

Baca Juga: Belum Apa-Apa China Sudah Terancam, Rencananya Untuk Invasi Taiwan Gagal Total, Bukan Karena Gangguan Militer Dari Negara Lain Tetapi Faktor Alam Ini Penyebabnya

Kini lokasi yang terletak sekitar dua belas mil di utara Trinidad, Ludlow, Colorado, dijuluki sebagai kota hantu karena peristiwa terkenal pada tahun 1914 itu.

Di sana, ada beberapa bangunan asli dan wisma yang masih berdiri.

Ada juga United Mine Workers of America Memorial untuk menghormati para korban yang jatuh.

Sebelum pembantaian, Ludlow sebagian besar merupakan kota tenda bagi para penambang dan keluarga mereka yang memiliki populasi sekitar 1200, namun kini kondisinya tak lagi sama.

Baca Juga: Terkuak Cara Gila Amerika Hancurkan Jepang pada Perang Dunia 2, Hanya untuk Bunuh Satu Orang Ini, 16 Jet Tempur Canggih Sampai Harus Dikerahkan Secara Membabi Buta

(*)

Artikel Terkait