Find Us On Social Media :

Jangankan Indonesia, Negara Teraman di Dunia Dari Covid-19 Ini Saja Ketar-Ketir Akibat Mutasi Varian Delta, Kondisinya yang Semua Aman Kini Malah Mencekam

By Afif Khoirul M, Sabtu, 3 Juli 2021 | 13:47 WIB

ilustrasi Covid-19 di Indonesia

Intisari-online.com - Covid-19 telah menjadi masalah baru saat ini, akibat mutasi varian deltan yang mengkhawatirkan.

Menurut laporan varian ini memang tak seberbahaya varian umum seperti Alpha dan Beta.

Namun, dikatakan virus corona varian delta ini jauh lebih menular daripada jenis biasanya.

Bahkan karena sangat mudah menular beberapa negara kembali alami situasi puncak Covid-19.

Baca Juga: Bala Bantuan Mulai Datang Tangani Ledakan Kasus Covid-19 yang Makin Menggila, Negara-negara Ini Kirimkan Jutaan Dosis Vaksin yang Ampuh Lawan Varian Delta Meski Ada Tujuan Lain

Tak terkecuali di Indonesia varian ini telah menyebar dan menyebabkan Indonesia kembali melaksanakan lockdown, untuk melakukan pembatasan.

Blokade diyakini sebagai salah satu cara ampuh untuk melawan penyebaran varian jenis baru ini.

Bahkan, selain Indonesia yang mengalami lonjakan Covid-19 jenis baru ini, beberapa negara yang semula sudah selesai dengan urusan Covid-19 pun ada yang alami hal sama.

Menurut Times of Israel, pada Jumat (2/6/21), bahkan sebuah negara yang diklaim telah berhasil mencapai kekebalan massal dan memulai kehidupan normal ini kembali memburuk.

Baca Juga: PPKM Darurat Jawa-Bali Mulai Diberlakukan Hari Ini, Mana yang Lebih Baik Pakai Masker N95 atau Masker Dobel Demi Cegah Paparan Covid-19?

Negara tersebut adalah Israel, menurut laporan penasihan top Israel, mneyebut jika vaksinasi tingkat tinggi tidak tercapai, Timur Tengah akan mencatat lonjakan kasus Covid-19.

Dalam hal ini, kekhawatiran itu mengharuskanya kembali melakukan blokade, alias lockdown.

Berbicara kepada Times of Israel pada 1 Juli dalam konteks mutasi Delta yang menyebabkan jumlah infeksi Covid-19 di Israel meningkat lagi.

Ran Balicer, Direktur Inovasi di Clalit Health Services, mengatakan, "Jika kita tidak mencapai keberhasilan vaksinasi saat ini, kita akan menghadapi blokade baru dan tentu saja tidak semudah sekarang."

Meskipun memiliki populasi besar yang tidak divaksinasi di bawah usia 12 tahun.

Israel tetap menjadi negara terkemuka di dunia dalam vaksinasi, dengan 60% dari populasi diimunisasi lengkap.

Tetapi rebound dalam jumlah kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir mengkhawatirkan para pejabat Israel.

Mereka yang sudah sempat hidup normal tanpa prokes telah kembali memperkenalkan kembali pemakaian masker ketika berpartisipasi dalam acara-acara di dalam ruangan.

Kemudian memperketat kontrol perbatasan dan menunda dimulainya kembali pariwisata skala besar.

Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia Karena Covid-19:  Mengenang Kisah Putri Soekarno yang Ketika Kecil Senang Ubun-ibunya Ditiup Sang Ayah

Sejak pertengahan Juni, jumlah harian kasus baru Covid-19 di Israel kurang dari 20.

Namun saat ini jumlahnya mencapai 300 kasus/hari dan diperkirakan akan meningkat menjadi 500 kasus/hari pada minggu depan.

Namun, peningkatan tajam baru-baru ini dalam jumlah infeksi Covid-19 bukanlah yang serius.

Jika virus menyebar dengan kuat, mengakibatkan banyak kasus Covid-19 yang serius, hanya sekitar 7-10 hari rumah sakit akan penuh dengan pasien.

Untungnya hal itu belum terjadi di Israel saat ini.

Hingga 1 Juli, ada 54 kasus Covid-19 yang membutuhkan rawat inap 2 kasus lebih banyak dari seminggu sebelumnya.

Jumlah pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator masih sebanyak 18 orang seperti pekan lalu.

Namun, kondisinya masih terkendali.

Dokter mengatakan, dengan situasi saat ini, meskipun masih ada orang yang terinfeksi, vaksin Covid-19 telah mencegah penyakit berkembang ke arah negatif.

Baca Juga: Meski Sudah Diberikan Vaksin, Kasus Covid-19 di Indonesia Dianggap Masih Melonjak, Menteri Kesehatan Indonesia Akhirnya Buka Suara Ungkap Fakta Tentang Vaksin Sinovac

"Ini benar-benar berita bagus," Hershko Alon, kepala virus Corona di Hadassah Medical Center (Israel), mengatakan kepada Times of Israel.

"Kami memperkirakan, ketika kebanyakan orang divaksinasi, jika terinfeksi, penyakit orang yang terinfeksi tidak akan serius. Sangat menyenangkan dan meyakinkan untuk melihat bahwa hipotesis kami bena," katanya.

"Kami tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam dua minggu ke depan," kata Hershko.

"Tetapi kami telah mengumpulkan banyak pengalaman dengan virus dan tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan Covid-19 pada orang yang sakit," tambahnya.

Balicer, Direktur Inovasi di Clalit Health Services, merasa "optimis" tentang Israel yang memiliki lebih dari setengah populasinya yang divaksinasi.

Balicer mengatakan bahwa tingkat vaksinasi yang meluas di antara kelompok usia dewasa membantu mencegah penyebaran kasus dan mengurangi beban rumah sakit.

Menurut Balicer, penyelesaian awal vaksinasi tidak hanya membantu mencegah Covid-19 tetapi juga membantu mengembalikan kehidupan normal di Israel dengan sekolah, tempat kerja, tempat hiburan semua dibuka kembali.

Tidak ada batasan jumlah orang meskipun mereka tetap harus memakai masker.

Direktur Inovasi Layanan Kesehatan Clalit juga menepis kekhawatiran bahwa vaksin Covid-19 saat ini tidak efektif terhadap varian Delta.