Penulis
Intisari-online.com - Mungkin bagi masyarakat Indonesia keberadaan pulau ini justru sedikit diketahui.
Namun, media Vietnam yang mengutip dari BBC menjelaskan keberadaan pulau ini.
Media Vietnam 24h.com.vn, menyebutnya sebagai "Hutan aneh di Asia Tenggara: Wanita suka telanjang saat memasukinya."
Menurut keterangan, pria dilarang memasuki hutan wanita di mana wanita di sana tak mengenakan busana.
Menurut BBC, hutan seluas 8 hektar ini, terletak di kota Jayapura, provinsi Papua, Indonesia.
Ini adalah tempat khusus bagi wanita lokal, untuk datang ke sini menangkap kerang dan berbagai cerita sehari-hari.
Yang istimewa adalah mereka wanita yang memasuki wilayah ini akan menaggalkan pakaian mereka.
Wanita akan memasuki tempat ini tanpamengenakan sehelai benangpun, sementara pria dilarang memasukinya.
Bagi pria yang nekat masuk ke wilayah ini akan dikenakan denda Rp1 juta.
Hal ini pernah diungkapkan oleh sebuah film dokumenter yang dibuat oleh BBC di Indonesia.
Berbicara kepada pembuat film dokumenter, Adriana Meraudje, seorang penduduk setempat, mengatakan tentang pulau itu.
"Ini adalah hutan hanya untuk wanita. Itu sudah ada sebelum saya lahir. Dan tradisi itu telah dipertahankan sejak itu. Hidup dan mati ini berbeda dari prinsip umum," katanya.
"Untuk masuk hutan, perempuan harus telanjang bulat. Pakaian apapun, termasuk pakaian dalam, tidak diperbolehkan," katanya.
"Jika laki-laki datang ke hutan, bahkan hanya berdiri dari luar melihat ke dalam, dia akan dihukum. Kami akan mengambil mereka ke pengadilan adat," kata Adriana.
Ari Rumboyrusi, warga lainnya, mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi bagi perempuan untuk pergi ke hutan bersama-sama untuk menangkap kerang dan berbicara.
"Saat air surut, kita semua akan pergi ke hutan bersama-sama. Kami bahkan mengundang teman-teman kami untuk bergabung. Ketika di hutan, kami merasa bebas dan nyaman karena tidak ada pria di sekitar," Ari berbagi dengan BBC.
"Hanya perempuan, jadi kami nyaman berbagi segalanya, telanjang, berenang di laut dan menangkap kerang bersama," tambah Ari.
Setelah itu, para wanita akan membawa kerang, tiram, dan remis ke pasar untuk dijual.
Baru-baru ini, hutan keramat dengan perempuan mendapat masalah, namun bukan dari laki-laki.
Tetapi berasal dari sampah yang dibuang dari kota-kota terdekat.
Origenes Meraudje, seorang pejabat setempat, yang berbicara pada BBC mengatakan hal serupa.
"Kami melihat lebih banyak sampah plastik daripada kerang di sini dan sangat sedih karenanya," katanya.
"Dulu, kami hanya membutuhkan setengah hari untuk mengisi satu perahu dengan kerang," imbuhnya.
"Tapi sekarang, semuanya berbeda. Kami menghabiskan waktu seharian dan kami masih belum bisa mengisi setengah dari perahu," jelasnya.