Penulis
Intisari-online.com - Hutan Papua memang dikenal sebagai tempat persembunyian KKB Papua.
Namun, di baliknya ternyata menyimpan banyak kisah mengejutkan di dalamnya, termasuk kisah-kisah tidak nalar yang pernah menimpa prajurit Kopassus Indonesia.
Dalam sebuah buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara, menceritakan kisah tersebut.
Dalam buku tersebut, ada sebuah kisah di mana seorang prajurit Kopassus alami pengalaman tak lazim saat menjalankan misi di hutan Papua.
Prajurit Kopassus tersebut ditempatkan sebagai komandan pos di Timika, Papua.
Pos Timika digambarkan sebagai salah satu pos yang sangat rawan pada masa itu.
Hal itu dikarenakan keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi yang dianggap berbahaya.
Tujuan penempatan itu, adalah untuk menggerebek markas OPM, yang jaraknya cukup dekat dari pos tersebut.
Ketika mereka mulai berangkat ke lokasi, kebetulan saat itu bertepatan dengan musim penghujan pada bulan Oktober.
Perjalanan menjadi semakin sulit karena mereka harus jalan kaki hingga menyeberangi sungai dengan arus yang cukup deras.
Pada hari kelima perjalanan, pasukan tersebut bersemu dengan arus sungai, kemudian mereka memutuskan menyeberang dengan tali.
Karena terlalu deras, ada seorang prajurit berpangkat kopral yang terseret arus sungai dan hanyut.
Sang komandan pun menyelam untuk menolongnya, namun sampai suatu titik di mana sungai itu hilang dansampai ke air terjun.
Sang Komandan menepi di tengah hutan Papua, yang letaknya 4.000 meter di atas permukaan laut.
Lima orang sudah menyeberang, tiga belum menyebrang dan sang komandan hanyut bersama seorang kopral.
Komandan tersebut masih terus mencari prajuritnya yang hilang terbawa arus sungai.
Namun, ia malah tersesat di tengah hutan papua yang masih sangat lebat.
Ia mencari arah untuk kembali ke Timika, dengan harapan bisa melaporkan hilangnya salah satu anak buahnya, kepada atasannya untuk dilakukan pencarian.
Sampai hari keenam, lokasi yang dicari juga tak ketemu, prajurit Kopassus ini pun sudah berada di ambang sadar.
Semua perlengkapan yang dibawanya terseret arus sungai yang deras.
Pada saat itu, prajurit Kopassus yang mencari anak buahnya tersebut mengalami pengalaman mistis.
Ia mengaku melihat alam lain, antara sadar dan tidak, prajurit tersebut merasa masih terus berjalan.
Sampai pada hari kesebelas, ia berhasil menyeberang sungai yang lebarnya 200 meter sebelum kemudian tiba di Timika.
Setelah 18 hari tersesat di dalam hutan ia ditemukan oleh warga, dalam kondisi yang selamat.
Namun, tubuhnya kurus kering bak tulang terbalut kulit.
Matanya terus berputar liar, sementara telapak kakinya bengkak akibat tertancap potongan kayu.
Hal tak nalar yang bikin merinding adalah, prajurit tersebut mengaku ditemani 3 makhluk tak kasat mata selama berada di hutan.
Ia mengatakan, setiap matahari terbenam, 3 makhluk tersebut satu memijat kaki, satu pundak, dan satunya berbagi rokok dengan prajurit tersebut.
Terlepas dari cerita mistis itu, prajurit ini kemudian dibawa ke dokter dan hasil pemeriksaannya pun melegakan.
Prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang, meski ditemukan dalam kondisi memprihatinkan.
Pengalaman tersebut merupakan salah satu kisah mistis yang pernah dialami oleh prajurit Kopassus, selam bertugas menggambarkan betapa angkernya hutan pedalaman di Papua.