Find Us On Social Media :

Krisis Pangan Korea Utara Makin Parah, Kim Jong Un Sampai Perintahkan Puluhan Ribu Ibu Rumah Tangga untuk Bekerja di Sawah

By Tatik Ariyani, Rabu, 23 Juni 2021 | 07:37 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un

Intisari-Online.com - Saat ini, Korea Utara tengah mengalami krisis pangan.

Bahkan, puluhan ribu ibu rumah tangga sampai diperintahkan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk bekerja di sawah.

Klaim itu muncul dari mantan menteri unifikasi Korea Selatan, Jeong Se-hyun.

Jeong Se-hyun kini menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Penasihat Unifikasi Nasional.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Tembak Siapapun yang Lewati Perbatasan dengan China, Kini Justru Rakyat Korea Utara Jadi Korban Gara-gara Ulah Kim Jong-Un

Jeong mengklaim Kim menginstruksikan para ibu itu menanam padi di Provinsi Hwanghae Utara dalam wawancara dengan stasiun televisi TBS.

Jeong menyatakan, Korea Utara memobilisasi setidaknya 14.000 ibu rumah tangga bekerja di sawah Yonbaek County.

Jeong menuturkan perintah mobilisasi itu datang langsung dari Kim Jong Un, seperti mengutip News 1 via UPI Senin (21/6/2021).

Baca Juga: Harga Pangan Meroket, Harga Kopi Sebungkus di Korea Utara Capai Rp 1,4 Juta Akibat Krisis Pangan

Dia tidak menyebut siapa sumbernya.

Namun, Jeong hanya menyatakan dalam beberapa kesempatan, mereka boleh membawa anaknya.

Kim juga disebut sudah meminta agar dibentuk "kebijakan pengasuhan anak" selama musim tanam berlangsung.

Kim meminta para pejabatnya agar "kelas bagi anak-anak" digelar sementara ibu mereka menanam padi atau membawa air.

Jeong menduga krisis pangan di Korea Utara sudah mulai parah dengan adanya perintah Kim tersebut.

Institut Pengembangan Korea menyatakan, negeri dengan paham Juche itu bisa kekurangan 1,35 juta ton pangan karena badai tahun lalu.

Baca Juga: Video Kericuhan Viral, Polisi Ungkap Kejanggalan Penyerangan Pos Penyekatan Suramadu

Ada kemungkinan hasil panen pada tahun ini bisa terganggu karena ancaman badai maupun topan.

Krisis pangan ini harusnya bisa dijadikan bahan negosiasi oleh AS maupun Korea Selatan, kata Jeong.

Jeong memperingatkan jika dua negara ini tak segera bertindak, China yang adalah sekutu utama Pyongyang bisa mengisinya.

Seperti diketahui bahwa "Negeri Panda" merupakan mitra dagang utama Korea Utara.