Ketegangan terbaru ini tidak lain dikarenakan China ingin menguji respon pertahanan udara Malaysia, dan juga mengumpulkan intelijen elektronik seperti radar RMAF dan waktu respon mereka.
Bisa juga menjadi strategi China untuk meraih kontrol hampir di seluruh Laut China Selatan.
Beberapa tahun belakangan, China telah mengirim kapal coast guard dan militan maritim secara teratur ke ZEE Malaysia.
Pada April 2020, China mengirim kapal survey, Haiyang Dizhi 8, dengan 10 kapal coast guard dan militan maritim untuk bayangi kapal eksplorasi Petronas yang berlayar 324 km dari pantai Malaysia.
Hal ini tidak lewat oleh mata Amerika Serikat (AS), yang kemudian Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut Australia mengirim armada kecil kapal tempur ke tempat tersebut guna memeriksa operasi maritim China.
Setelah habiskan beberapa hari di tempat tersebut, kapal China, AS dan Australia diam-diam keluar dari ZEE Malaysia.
Awal tahun ini, China melakukan aksi barbar lagi di Laut China Selatan, yang menjadi pengingat menyakitkan bagi Malaysia untuk menyiapkan dana yang mencukupi guna menghadapi aksi serupa.
Pada 7 Maret 2021, armada besar lebih dari 200 kapal penangkap ikan China berlabuh di Karang Whitsun yang diklaim Filipina, dekat dengan provinsi Palawan Filipina Barat di Laut China Selatan.