Find Us On Social Media :

Gelontorkan Rp7 Miliar, Mendadak NASA Melakukan Misi ke Venus, Planet Terpanas di Tata Surya dengan Suhu 462 Celcius, Manusia Bumi Mau Pindah ke Sana?

By Mentari DP, Kamis, 3 Juni 2021 | 08:00 WIB

NASA melakukan misi ke Venus.

Intisari-Online.com - The National Aeronautics and Space Administration atau yang akrab dikenal dengan NASA melakukan misi ke Venus.

NASA dilaporkan kembali ke Venus untuk pertama kalinya setelah lebih dari 30 tahun.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Kamis (3/6/2021), badan antariksa itu meluncurkan dua misi baru senilai 500 juta Dolar (Rp7 triliun) yang diperkirakan akan diluncurkan dalam 10 tahun ke depan.

Baca Juga: Gunakan Media Sosial, Begini Cara Tingkatkan Pariwisata di Jakarta Utara Ala Venus Organizer

Sebagai bagian dari pidato kenegaraan, administrator NASA Bill Nelson mengatakan misi, DAVINCI+ dan VERITAS, akan menuju ke planet yang dikenal sebagai 'kembaran jahat Bumi' itu sebagai bagian dari program Discovery-nya.

"Misi tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana Venus memiliki begitu banyak karakteristik yang mirip dengan Bumi kita," kata NASA dalam sebuah rilis.

"Siapa yang tahu, mungkin planet itu merupakan dunia layak huni pertama di tata surya, lengkap dengan lautan dan iklim seperti Bumi."

DAVINCI+ dan VERITAS sendiri memiliki tugas yang berbeda saat NASA melakukan misi ke Venus.

DAVINCI+ (Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble gas, Chemistry, and Imaging) akan mengukur atmosfer Venus untuk memahami bagaimana ia terbentuk dan berevolusi dan menentukan apakah ia pernah memiliki lautan.

Baca Juga: Covid-19 di India Belum Mereda, Rekaman Mengerikan Ini Ungkap Mayat-mayat di India yang Belum Dimakamkan Sampai Dimakan Anjing, Benarkah Sampai Separah Itu?

Ia juga akan mencari gas mulia, seperti helium, neon, argon, dan kripton, di atmosfernya.

Sementara VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy) akan memetakan permukaan Venus dan melihat sejarah geologinya dalam upaya untuk mengetahui mengapa ia berkembang jauh berbeda dari Bumi.

Ini akan menggunakan radar aperture sintetis dan 'memetakan ketinggian permukaan di hampir seluruh planet untuk membuat rekonstruksi 3D topografi.

Tujuannya untuk melihat apakah lempeng tektonik dan aktivitas vulkanik masih terjadi di planet ini, tambah NASA.

Venus merupakan planet terdekat kedua dari Matahari setelah Merkurius.

Planet ini mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi.

Venus tidak memiliki satelit alami dan dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi.

Venus juga kadang-kadang disebut “planet saudara” Bumi karena ukuran, gravitasi, dan komposisi yang mirip.

Dari lokasinya, Venus merupakan planet terdekat dari Bumi dan planet yang ukurannya paling mendekati Bumi.

Namun tentu saja planet ini berbeda dengan Bumi.

Di mana Venus memiliki atmosfer terpadat yang terdiri dari 96% karbon dioksida.

Bahkan tekanan atmosfer permukaan Venus 92 kali lebih besar daripada Bumi.

Baca Juga: Diklaim Sebagai Salah Satu Orang Terkuat di Israel, Posisi Benjamin Netanyahu Mulai Terancam, 'Tanpa Saya, Israel Akan Berada Dalam Bahaya'

Dengan rata-rata suhu permukaan sebesar 462 Celcius, Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya.

Segala kelebihan dan kekurangan Venus tidak membuat NASA menghilangkannya dari calon planet pengganti Bumi.

Oleh karenanya, NASA pernah melakukan misi khusus ke Venus. Itu terjadi dalam proyek Pioneer-Venus pada tahun 1978 dan Magellan.

Magellan, yang kembali ke planet itu pada Agustus 1990, menghabiskan lebih dari empat tahun mengamati Venus sampai kontak radio hilang pada 12 Oktober 1994.

Misi NASA berikutnya telah diterbangkan oleh Venus, termasuk Parker Solar Probe, yang mendeteksi sinyal radio dari atmosfer planet bulan lalu, CNN melaporkan.

Akatsuki Jepang adalah satu-satunya pesawat ruang angkasa yang saat ini mengorbit planet ini.

"Mengherankan betapa sedikit yang kita ketahui tentang Venus," kata Tom Wagner, NASA Ilmuwan Program Penemuan.

"Tetapi hasil gabungan dari misi ini akan memberi tahu kita tentang planet dari  permukaannya sampai ke intinya."

Baca Juga: Tampilannya Sangat Mengerikan, Inilah Titanoboa, Ular Purba Raksasa