Find Us On Social Media :

Ketika Bung Karno Diasingkan, Dikucilkan dari Masyarakat, hingga Dijaga Ketat Tentara Belanda, Justru di Sanalah Pancasila Dilahirkan

By Mentari DP, Selasa, 1 Juni 2021 | 13:30 WIB

Hari Lahir Pancasila dan Ir. Soekarno.

Intisari-Online.com - Hari Lahir Pancasila jatuh pada setiap tanggal 1 Juni.

Tentu setiap tanggal itu kita harus mengenang bagaimana panjangnya perjalanan Pancasila menjadi pilar ideologis negara Indonesia.

Namun tahukah Anda di mana Pancasila dilahirkan?

Baca Juga: Irian Barat Direbut, Gelora Bung Karno pun Kokoh Berdiri, Siapa Sangka Pria Rusia Inilah yang Jadi Dalang Semuanya, Poles Wajah Indonesia Jadi Negara Paling Disegani Seantero Asia Tenggara

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (1/6/2021), jika berbicara tentang Pancasila, maka jangan lupakan Kota Ende.

Dibanding kota lain, Kota Ende, ibu kota Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur terbilang tenang dan damai.

Namun kota ini menyimpan sejarah panjang. Khususnya sepak terjang Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Di kota Ende, Bung Karno, sapaan akrabnya mengalani pengasingan selama empat tahun. Mulai dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Tentu saja pengasingan tampak asing bagi sosok Bung Karno yang selalu dielu-elukan massa.

Baca Juga: Belum Sempat Para Pengawalnya Bereaksi Saat Presiden Dilempar 5 Granat, Bukannya Berlindung, Tak Disangka Justru Soekarno Lakukan Aksi Tak Terduga Ini

Apalagi pemerintah kolonial Hindia Belanda saat itu sangat ketat membatasi pergaulan Bung Karno dengan masyarakat setempat.

Biar tidak ada kesalahan, Bung Karno harus melapor ke pos militer Belanda di Ende Utara setiap harinya.

Namun Bung Karno namanya jika tidak berhasil mendekati warga.

Setiap harinya, walau tahu dia sedang diawasi, Bung Karno akan menyapa warga setempat.

Bung Karno akan menyapa siapa saja. Bergaul dengan siapa saja, tanpa batas.

Sebab dia memiliki banyak waktu senggang untuk bertukar pikiran.

 

Dan selama masa pengasingan, di Kota Ende, Soekarno merenungkan banyak hal.

Salah satunya adalah Pancasila yang kini menjadi dasar kehidupan bernegara Indonesia.

Karena menjadi tempat bersejarah, maka di Ende kini berdiri Taman Perenungan Bung Karno di Kelurahan Rukun Lima.

Bahkan ada patung Bung Karno duduk merenung terlihat kokoh di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.

Baca Juga: Tak Malu Walau Jadi Orang Nomor 1 di Indonesia, Justru Bung Karno Pernah Ngutang pada Sopir Taksi hingga Pakai Pakaian yang Sudah Pernah Sobek

Perlu Anda tahu, pohon sukun yang kini disebut Pohon Pancasila adalah pohon sukun yang ditanam tahun 1981.

Ini karena pohon sukun asli saat Bung Karno di Ende tumbang sekitar tahun 1960.

Walau sudah ditinggalkan bertahun-tahun lamanya, nyatanya rumah pengasingan Bung Karno masih terawat baik. 

Selain Bung Karno, di rumah pengasingan juga ada istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya Ibu Amsi.

Jika Anda sedang berjalan-jalan ke NTT, mungkin Anda bisa menyempatkan datang ke Kota Ende.

Baca Juga: Dikenal Sangat Karismatik, Ternyata Soekarno Pernah Beberapa Kali Pinjam Uang Meski Sudah Jadi Presiden, 'Aku Butuh Duit'