Penulis
Intisari-Online.com - Sejak April 2021, rata-rata kasus harian virus corona (Covid-19) menembus 300.000 kasus.
Itu adalah angka tertinggi di tahun 2021 ini.
Akibatnya, kasus virus corona di Indian mencapai 26.528.846 kasus hanya dalam satu bulan terakhir.
Bahkan kasus kematiannya nyari 300.000 kasus.
Krisis Covid-19 di India lantas membuat layanan kesehatan di India nyaris kolaps.
Hal ini membuat banyak pakar medis menyalahkan peristiwa politik dan pertemuan keagamaan sebagai penyebab bencana gelombang kedua Covid-19 di negara itu.
Ribuan orang telah melanggar protokol kesehatan Covid-19 dan membuat negara ini mendapat perhatian dunia.
Lalu bukannya berada di rumah untuk melakukan social distancing atau berlomba-lomba menerima vaksin Covid-19 yang disetujui WHO, warga India malah kembali berkerumun.
Dilansir darisputniknews.com pada Minggu (23/5/2021), mereka berkerumun danmelakukan penyerbuan ke desa Krishnapatnam di Andhra Pradesh.
Tujuannya untuk menerima dosis gratis dari "obat ajaib" yang dikembangkan oleh seorang praktisi Ayurveda.
Seorang praktisi lanjut usia, B. Anandaiah, mengklaim bahwa obat tersebut efektif menyembuhkan Covid-19.
Namun, sampai sekarang tidak ada bukti ilmiah yang tersedia untuk membuktikan kemanjurannya.
Hanya sajabanyak warga India yang percaya klaimnya.
Sehingga ribuan pasien Covid-19 yang sebelumnya dirawat di Nellore GGH malah bergegas pulang.
Mereka lalu menuju ke desa Krishnapatnam untuk mengambil dosis obat, yang telah dibuat dari "pengalaman", seperti yang diklaim oleh Anandaiah.
Tingginya minat warga India pada 'obat ajaib' itu membuatKepala Menteri Andhra Pradesh Y.S. Jagan Mohan Reddy mengadakan pertemuan tinjauan tingkat tinggi dan menanyakan tentang obatnya.
Setelah pertemuan tersebut, Wakil Menteri Utama A.K.K. Srinivas mengatakan bahwa pemerintah negara bagian telah memutuskan untuk mengirim obat tersebut ke Dewan Riset Medis India (ICMR) untuk studi rinci tentang kemanjurannya.
Wakil Presiden India M. Venkaiah Naidu juga telah meminta Menteri Ayush Kiren Rijiju dan Direktur ICMR Balram Bhargava untuk melakukan studi tentang obat ajaib tersebut.
Baca Juga: Krisis Covid-19 di India Belum Usai, Negara IniMakin Porak-poranda GegaraAngin Topan
Sementara ribuan video telah menjadi viral di Twitter, di mana orang-orang terlihat mengantri untuk mendapatkan obat.
Dalam sebuah video, terlihat seorang pria pingsan diduga karena kekurangan oksigen.
Tetapi kemudian secara ajaib bangun setelah meminum obat tersebut.
Namun, mantan birokrat, P.V. Ramesh, yang bekerja sebagai sekretaris utama kesehatan dan juga sekretaris khusus kepala negara, menyebut obat itu bisa menjadi bencana.
“Pemerintah harus menghentikan epidemi takhayul seperti itu."
"Bahkan mereka yang mempersiapkan dan mempromosikan ramuan Krishnapatnam ini harus dihukum berdasarkan Undang-Undang Farmasi 1948 dan Obat-obatan dan Pengobatan Ajaib 1954 ”, katanya.
Warga India yang lain jugamengkritik tindakan ini. Mereka menyatakan 'Itu hanya mimpi. Betapa bodohnya kita?'.
Saat ini, setelah berjuang menghadapi gelombang kedua Covid-19, Indiasudah bersiap untuk melawan gelombang ketiga yang diperkirakan akan lebih berbahaya, terutama untuk anak-anak.