Penulis
Intisari-Online.com -Kabar tentang rencana militer Israel untuk melakukan operasi senyap di Malaysia tidak bisa dibilang hanya isapan jempol.
Sebab, tidah tahun silam, Malaysia pernah tertumpah darah tokoh besar asal Palestina dengan Mossad sebagai tersangka utamanya.
Seperti diketahui, Malaysia kini tengah dalam posisi siaga setelah mendengar kabar tentang rencana Israel.
Media-media Negeri Jiran, tercatat menjadikan kabar tersebut sebagai topik utama mereka.
Selaini media,Wakil Presiden Foundation for Defense of Democracies, Jonathan Schanzer pun turut membenarkan kabar tersebut.
Penulis bukuThe Talibanization of Gaza: A Liability for the Muslim Brotherhood menyebut bahwa Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF)secara khusus memburu jaringan pasukanHamas tak hanya di dalam, tapi juga luar negeri.
"IDF telah secara resmi menyetujui rencana untuk memburu semua jaringan Hamas di berbagai level, baik di dalam maupun luar negeri," tulisSchanzer di media sosial miliknya.
"Hal ini tentu saja memberikanimplikasi yang jelas untuk Iran, Turki, Qatar, Malaysia dan lain-lain."
Beberapa pihak menyebut bahwa kabar ini adalah isapan jempol belaka yang tak jauh dari kenyataan untuk benar-benar dilakukan.
Namun, beberapa pihak lain justru meyakini kebenaran dari kabar tentang rencana operasi senyap Israel tersebut.
Mereka yang yakin akan kebenaran kabar tersebut merujuk pada peristiwa berdarah yang terjadi di Negeri Jiran tiga tahun silam.
Pada 21 April 2018, seorang imam sekaligus dosen bernama Dr Fadi M R Albatsh Fatma tiba-tiba tewas dibunuh oleh dua orang tak dikenal.
Sontak, kasus pembunuhan ini tiba-tiba menjadi sebuah misteri besar sebab Dr Fadi dipercaya tak memiliki musuh dalam kehidupannya di Malaysia.
Namun, fakta bahwa Dr Fadi berasal dari Palestina kemudian membuat tersangka pembunuhan mengerucut ke pihak Mossad.
KepalaJihad Islam Palestina Khaled al-Batash pun meyakini bahwa pembunuhan Dr Faditelah diatur oleh Badan Dinas Rahasia Israel, Mossad.
Khaledmengatakan dua tersangka yang menunggangi sepeda motor BMW yang melepaskan tembakan jarak dekat itu diyakini adalah agen Mossad yang berada di Malaysia.
Pembunuhan Fadi mendapat liputan berita luas di Asia Barat dankemudian berubah menjadi topik panasketika Khaled mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa pembunuhan itu diatur dan direncanakan oleh Mossad.
Baca Juga: Mossad, Agen Spionase Israel Kerap Gegerkan Dunia dan Bisa Melenyapkan Musuhya Tanpa Bekas
Faktanya, sebagian besar portal berita, termasuk yang dimiliki Israel seperti Haaretz.com, The Times Of Israel dan The Jerusalem Post (jpost) juga menerbitkan pernyataan Khaled yang mengklaim bahwa kedua pria itu adalah agen Mossad.
Khaled dalam keterangannya seperti dilansir Haaretz.com menyebutkan bahwa Dr Fadi adalah seorang insinyur Palestina dan terlibat dalam gerakan pejuang Hamas.
Ia mengatakan Fadi pernah tinggal di Jabalia, utara Jalur Gaza sebelum merantau ke Malaysia pada 2011 dan bekerja sebagai dosen di UniKL BMI.
“Pembunuhan Dr Fadi yang juga seorang insinyur Palestina merupakan pembunuhan terencana oleh Mossad. Ia ahli di bidang konsumsi energi dan telah banyak berkontribusi di bidang teknik kelistrikan dan produksi energi, khususnya di Palestina," ujarKhaled.
"Kami yakin, karena keahlian dan kontribusinya, dia menjadi target pembunuhan agen Mossad," papar Khaled.
Keyakinan Khaled sendiri dikuatkan oleh terbunuhnya seoranginsinyur penerbangan Palestina yang ahli dalam pembuatan drone, Mohammed Zawahri, juga dibunuh oleh agen Mossad saat berada di Sfax, Tunisia, pada 2017.