Find Us On Social Media :

Tewas Dihantam Rudal Israel saat Salat Subuh, Inilah Syekh Ahmad Yassin, Tokoh Karismatik Hamas yang Seumur Hidupnya Berjuang di Atas Kursi Roda

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 18 Mei 2021 | 15:02 WIB

Sheikh Ahmed Ismail Yassin

Kemudian, ia bertugas sebagai khatib dan guru di masjid-masjid di sepanjang jalur Gaza.

Pada masa penjajahan, ia menjadi khatib paling populer di kalangan masyarakat Kota Gaza karena kekuatan argumentasi dan keberaniannya dalam menegakkan kebenaran.

Di kalangan para petinggi Hamas, Syekh Yassin merupakan tokoh spiritual gerakan Hamas.

Disamping itu, ia juga seorang pemimpin bagi pejuang dan rakyat Palestina melawan penjajah Israel.

Sebagai tokoh spiritual dan pemimpin dalam perjuangan, Syekh Yassin banyak memberikan keteladanan bagi pengikutnya dan rakyat Palestina, juga bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dalam suatu khutbahnya, Syekh Yassin pernah berkata:

''Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam.

Baca Juga: Setelah Iron Dome, Hamas Kini Targetkan Instalasi Gas Terpenting Israel dengan Roket-roketnya, Jika Berhasil Akan Jadi Pencapaian Besar

Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemimpinan yang berpegang teguh kepada Islam, baik sebagai aturan, perilaku, pergerakan, pengetahuan, ataupun jihad. Inilah satu-satunya jalan. Pilih Allah SWT atau binasa!''

Semangat perlawanan terhadap penjajah Israel yang terus dikobarkan Syekh Yassin kepada para generasi muda Palestina, membuatnya kerap menjadi incaran tentara Israel.

Pada tahun 1983, ia ditangkap rezim imperialis Israel atas tuduhan memiliki senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan pelenyapan eksistensi negara Yahudi.

Karenanya, beliau dihadapkan ke Mahkamah Militer Israel dan divonis 13 tahun penjara.

Pada tahun 1985, beliau dibebaskan dalam rangka pertukaran tahanan antara pihak Israel dengan Front Rakyat untuk pembebasan Palestina, setelah mendekam selama 11 bulan dalam penjara Israel.

Pada akhir Agustus 1988, militer Israel menyerbu rumah kediamannya di Gaza.

Mereka melakukan penggeledahan dan mengancam membuangnya dari atas kursi roda ke Lebanon.

Baca Juga: Hamas Belum Juga Binasa, Benjamin Netanyahu: Israel Akan Terus Menyerang Jalur Gaza