Find Us On Social Media :

Inilah Jumlah Populasi di Papua Barat, Rupanya Pendatang di Papua Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit

By Maymunah Nasution, Senin, 17 Mei 2021 | 17:59 WIB

Ilustrasi warga Papua

Kegemaran kaisar salah satunya adalah burung-burung dengan warna-warni yang indah dan tidak ada di negerinya.

Contohnya adalah burung kasuari, burung nuri hitam, dan burung buceros.

“Ada seekor burung penghasil crane-crest (mahkota bangau) yang terkenal. Burung ini sebesar angsa, berbulu hitam, lehernya panjang, dan memiliki paruh runcing. Tengkorak kepalanya kira-kira setebal 2,5 cm. Tengkorak ini berwarna merah di luar dan berwarna seperti lilin malam berwarna kuning di dalam. Bentuk tengkorak ini sangat bagus sehingga disebut mahkota bangau,” tulis Groeneveldt.

Burung-burung yang terekam dalam catatan penjelajah Tiongkok itu memang benar hewan endemik Papua.

Baca Juga: Perencanaan Pembagian Provinsi di Papua Disebut Pakar Akan Jadi Buah Simalakama: Hanya Akan Merusak dan Rugikan Indonesia Sendiri, Ini Sebabnya

Ketika para penguasa sudah menggunakannya sebagai bahan upeti artinya tanah Papua tentunya sudah tidak perawan bagi penguasa di Sumatera dan Jawa.

Sejarawan HW Bachtiar menuliskan artikel berjudul "Akulturasi di Irian Barat" dimuat Penduduk Irian Barat yang menjelaskan bahwa di abad ke-14 Papua telah menjalin hubungan dengan banyak kerajaan di Nusantara, tidak terkecuali Sriwijaya dan Majapahit.

Hal tersebut terjadi bersamaan dengan peningkatan kebutuhan upeti para raja untuk Kekaisaran Tiongkok.

Dalam Kitab Negarakrtagama karya Mpu Prapanca menjelaskan jika Majapahit memang telah sampai di Papua.

Baca Juga: KKB Papua: Yang Terhormat Tuan Presiden, Bukan Pembangunan Infrastruktur yang Diinginkan Rakyat Papua