Dengan beribukotakan Dili, negara Timor Leste memiliki medan yang lebih pada pegunungan.
Iklim yang mempengaruhi negara ini adalah tropis, dengan musim panas dan semi kering, serta musim hujan dan kemarau.
Populasi penduduk di Timor Leste, menurut data tahun 2005, sebanyak 947.000 orang.
Kebudayaan campuran Melayu dan Kepulauan Pasifik masyarakat Timor Leste mencerminkan geografi negara yang berada di perbatasan kedua wilayah budaya tersebut.
Pengaruh Portugis selama abad-abad pemerintahan kolonial menghasilkan mayoritas penduduk yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Katolik Roma.
Beberapa dari mereka yang menganggap diri mereka Katolik mempraktikkan agama campuran yang mencakup adat istiadat animisme setempat.
Sebagai hasil dari sistem pendidikan kolonial dan pendudukan Indonesia selama 23 tahun, sekitar 13,5% orang Timor berbicara bahasa Portugis, 43,3% berbicara Bahasa Indonesia, dan 5,8% berbicara bahasa Inggris, menurut sensus tahun 2004.
Bahasa Tetum, bahasa daerah yang paling umum, dituturkan oleh sekitar 91% penduduk, meskipun hanya 46,2% yang berbicara Tetum Prasa, bentuk Tetum yang dominan di distrik Dili.
Mambae, Kemak, dan Fataluku juga digunakan secara luas.