Penulis
Intisari-Online.com - Bendera Timor Leste terdiri dari bidang segitiga hitam dan kuning yang saling tindih, sementara warna merah menjadi dasarnya.
Selain itu, di bagian segitiga hitam juga terdapat bintang berwarna putih.
Bendera Timor Leste tersebut rupanya dibuat berdasarkan pada desain bendera Fretilin.
Pada masa invasi oleh Indonesia hingga kemerdekaan Timor Leste, Fretilin merupakan kelompok utama yang menentang pemerintah Indonesia.
Fretilin menentang pengambilalihan wilayah berjuluk Bumi Lorosae itu dari pasukan Indonesia.
Kelompok ini pula yang pada 28 November 1975, atau beberapa hari sebelum invasi Indonesia dimulai, sempat mendeklarasikan kemerdekaan Timor Leste secara sepihak.
Namun, kelompok pro-intergrasi dengan Indonesia, juga mendeklarasikan Deklarasi Balibo untuk bergabung dengan Bangsa Indonesia pada 30 November 1975 dipimpin oleh Xavier Lopez da Cruz.
Lalu, apa makna bendera Timor Leste yang terinspirasi dari bendera kelompok utama penentang pemerintahan Indonesia itu?
Melansir Britannica, rupanya, warna hitam mewakili lebih dari empat abad represi kolonial, kuning bermakna perjuangan kemerdekaan, dan merah penderitaan rakyat Timor.
Sementara itu, bintang putih melambangkan harapan akan masa depan.
Timor Leste diduduki Indonesia hanya selama 24 tahun, yaitu antara tahun 1975 hingga tahun 1999.
Namun sebelum itu, Timor Leste telah menjadi wilayah jajahan Bangsa Portugis sejak tahun 1600-an, kemudian menjadi rebutan antara Portugis dan Belanda, bahkan ditindas pasukan Jepang.
Rebutan Portugis dan Belanda
Portugis merupakan negara yang pertama menetap di Pulau Timor pada tahun 1522.
Sekitar 93 tahun kemudian, datanglah Belanda yang tak mau kalah untuk mengusasi pulau ini, tepatnya pada 1613.
Belanda dan Portugis berjuang untuk supremasi atas Timor, dan kedaulatan Portugis atas bagian timur pulau itu diselesaikan dengan perjanjian pada tahun 1860 dan 1893, meskipun yang terakhir baru efektif pada tahun 1914.
Keberadaan dua kekuatan Eropa di Pulau Timor ini pun membuat Timor Leste terbagi menjadi dua, yaitu bagian timur yang dikuasai Portugis dan bagian barat yang berada di bawah kekuasaan Belanda.
Diduduki Jepang yang Kalahkan Pasukan Sekutu
Tak hanya dua negara Eropa tersebut yang terlibat dalam penguasaan Pulau Timor.
Jepang pun ikut menduduki Timor selama Perang Dunia II.
Setidaknya Jepang sempat menguasai Timor Leste dari 1942 hingga 1945, sebelum kemudian kekalahannya dalam Perang Dunia II membuatnya harus mundur.
Pada tahun 1942, Timor Leste menjadi medan perang antara Pasukan Sekutu dan Jepang.
Pertempuran antara pasukan Jepang dan pasukan sekutu di Pulau Timor selama Perang Dunia II itu dikenal sebagai 'Battle of Timor'.
Kampanye perlawanan pasukan sekutu berlangsung hingga kurang lebih satu tahun kemudian, 10 Februari 1943.
Banyaknya pasukan Jepang yang dikirim ke Timor Leste akhirnya membuat sekutu terpaksa menarik pasukannya dari Pulau Timor.
Dengan evakuasi tersebut, kehadiran pasukan sekutu di Timor berakhir.
Baca Juga: Jangan Keburu Diganti, Ternyata Ini Penyebab Ruangan Tidak Dingin Meski Sudah Nyalakan AC!
Mereka tidak pernah datang untuk merebut kembali Timor dan Jepang tetap menguasai pulau itu sampai penyerahan Jepang pada Agustus 1945.
Beberapa orang Timor melanjutkan kampanye perlawanan terhadap Jepang setelah penarikan pasukan sekutu.
Namun, untuk itu mereka membayar mahal dengan puluhan ribu warga sipil Timor tewas akibat pendudukan Jepang.
Setelah Jepang kalah pada perang dunia II, Portugis kembali menguasai Timor Leste hingga 1975.
Itulah bagaimana bendera Timor Leste bermakna empat abad represi kolonial.
Sementara Perjuangan kemerdekaan Timor Leste yang diwakili warna kuning bergelora selama wilayah ini berintegrasi dengan Indonesia.
Perjuangan mereka menemui titik balik setelah terjadi 'Tragedi Santa Cruz' yang menewaskan ratusan rakyat Timor Leste.
Dunia tak bisa berpaling dari perlawanan yang terjadi di wilayah tersebut, hingga PBB pun turun tangan.
Pada 30 Agustus 1999, referendum Timor Leste diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie.
Pemingutan suara tersebut menunjukkan hasil bahwa mayoritas rakyat Timor Leste tidak menginginkan integrasi dengan Indonesia, sebaliknya menginginkan kemerdekaan.
Secara resmi, kemerdekaan Timor Leste diakui internasional pada 20 Mei 2002.
Bendera nasional baru pun diadopsi pada tanggal 20 Mei 2002, ketika Timor Lorosae mencapai kedaulatan penuh.
Sejarah Timor Leste yang penuh penjajahan menjadikan adanya penderitaan rakyat.
Kemerdekaan menjadi harapan baru bagi Timor Leste untuk membangun masa depannya.
Sayangnya, Timor Leste sendiri kini masih terus menghadapi berbagai tantangan sebagai negara merdeka, di mana banyak rakyatnya masih hidup dalam kemiskinan.
Itulah makna bendera Timor Leste, yang kental dengan sejarah negara ini.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Daun Salam, Manfaatnya Luar Biasa dari Meredakan Stres hingga Mencegah Kanker
(*)