Penulis
Intisari-Online.com - Perang antara Israel dan Palestina membuat banyak orang membenci Israel.
Ini karena Israel dinilai kejam membunuh dan menyerang warga Palestina.
Konflik itu juga terkadang disebut konflik agama.
Karena Israel mayoritas dihuni oleh orang Yahudi. Sementara Palestina didiami umat Islam.
Tak heran terkadang orang Israel atau Yahudi mendapat komentar negatif.
Padahal sama seperti warga lainnya, warga Israel juga sama-sama berusaha melakukan yang terbaik untuk diri mereka dan negaranya.
Seperti yang dilakukanHannah Szenes.
Hannah Szenes merupakan Eksekutif Operasi Khusus yang dilatih untuk menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.
Dia adalah salah satu dari 37 penerjun payung Yahudi dari Mandat Palestina yang diturunkan oleh Angkatan Darat Inggris selama Perang Dunia 2 untuk membantu menyelamatkan orang-orang Yahudi Hongaria yang akan dideportasi ke Auschwitz.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Senin (10/5/2021), dia lahir di Budapest pada 17 Juli 1921, dari keluarga Yahudi Hongaria yang kaya.
Ayahnya, Bela Szenes, adalah seorang penulis dan jurnalis terkenal.
Dia bergabung dengan gerakan Zionis dan belajar bahasa Ibrani ketika dia mempersiapkan diri untuk imigrasi ke Palestina.
Dia belajar pertama di sekolah pertanian dan kemudian menetap di Kibbutz Yam.
Selama di sana ia menulis puisi, serta drama tentang kehidupan kibbutz.
Pada tahun 1943, Hannah mendaftar di Angkatan Darat Inggris di Angkatan Udara Bantu Wanita Kelas 2 Pesawat Terbang.
Lalu dia memulai pelatihannya di Mesir sebagai penerjun payung untuk Eksekutif Operasi Khusus Inggris.
Setelah melintasi perbatasan Hongaria (yang pada saat itu diduduki oleh Jerman) dengan rekan-rekannya Yoel Palgi dan Peretz Goldstein, dia ditangkap oleh polisi Hongaria yang masih pasukan Nazi Jerman.
Ternyata mereka menemukan pemancar militer Inggris yang dia bawa, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan SEO dan partisan lainnya.
Hannah disiksa dengan kejam dan berulang kali selama beberapa bulan berikutnya.
Pada bulan Oktober 1944, pada persidangannya, Hannah dengan gigih membela aktivitasnya dan dia menolak untuk meminta grasi.
Dia kemudian dieksekusi pada 7 November oleh regu tembak, dia menolak penutup matanya, menatap lurus ke arah eksekutornya.
Saat di eksekusi, Hannah masih berusia 23 tahun.
Jenazah Hannah Szenes dibawa ke Israel pada tahun 1950.
Dia dimakamkan di Pemakaman Militer Nasional Israel di Gunung Herzi di Yerusalem.
Hannah juga dikenal sebagai penyair yang luar biasa.
Buku harian dan puisinya diterbitkan dalam bahasa Ibrani pada tahun 1945.
Hingga kini, Hannah Szenes adalah pahlawan nasional di Israel.