Lapisan berikutnya yaitu tentara didikan Tropaz yang dilatih militer dari Portugal.
Baru lapisan ketiga sekaligus lapisan paling dalam diisi satuan elite Fretilin melindungi para pemimpin dan instalasi penting di sana.
ABRI pun mempersiapkan perlawanan dengan mendatangkan alutsista seperti pesawat anti-gerilya OV-10 Bronco.
Dalam buku "Kisah Sejati Prajurit Paskhas" ABRI justru tidak main-main menghabisi Fretilin.
ABRI mengerahkan Resimen Team Pertempuran (RTP) 18 dengan mengirim unsur tempur dari Kostrad, Marinir, dan Kopasgat atau Paskhas.
Kemudian ppesawat tempur OV-19 dan T-33 TNI AU maju untuk dukungan pertempuran udara jarak pendek.
Saksi serangan saat itu yaitu anggota Kopasgat Koptu Aten menceritakan nasibnya saat ABRI menyerang gunung Matebian.
Ia berada di puncak Matebian 1.949 mdpl bersama rekan-rekan lain.