Pantas Junta Militer Tak Mau Serahkan Myanmar, Surat Kabar Prancis Ungkap Perusahaan Ini 'Membiayai' Militer Myanmar

Tatik Ariyani

Penulis

Militer Myanmar

Intisari-Online.com -Hingga kini, kudeta militer Myanmar belum juga berakhir. Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 1 Februari yang diikuti dengan tindakan brutal terhadap para demonstran. Telah banyak pula pendemo yang tewas karena kekerasan yang digunakan aparat keamanan Myanmar untuk meredam unjuk rasa menentang kudeta. Dunia mengecam aksi kudeta tersebut, namun hingga kini junta militer tak mau mengakhiri kudeta.

Baca Juga: Diajari Menembak dengan Senjata, Pelajar hingga Dokter Latihan Militer dengan Etnis Bersenjata untuk Lawan Junta Myanmar, Mayor Jenderal: 'Ini Adalah Tanggung Jawab Lindungi Hidup' Rupanya, hal ini tak lepas dari dukungan pihak-pihak dari luar yang bekerjasama dengan junta militer. Surat kabar asal PerancisLe Mondemewartakan,perusahaan energiTotalmembayarjunta militerMyanmardari hasil pendapatannya di ladang gas Myanmar. Artikel tersebut diterbitkanLe Mondedengan judul,Myanmar: How Total finances the generals through offshore accounts. Kira-kira, judul artikel tersebut diterjemahkan menjadi, Myanmar: Bagaimana Total mendanai para jenderal melalui rekening luar negeri.

Baca Juga: Korupsi Termasuk Tuduhan Junta Militer Myanmar terhadap Pemimpin yang Digulingkan, Nyatanya Myanmar Sejak Dulu Termasuk Negara Paling Korup di Dunia, Seperti Apa Korupsi di Negara Ini?

DilansirAFP, Jumat (7/5/2021), pembayaran tersebut dilakukan melalui wilayahtax havenaliassurga pajak. Tax havenadalah yurisdiksi, teritori, atau negara yang memberikan tingkat pajak yang sangat rendah atau tak ada pajak sama sekali. Total menarik iklannya dari surat kabar itu setelahLe Mondemenerbitkan laporannya tersebut. Padahal, Total akan beriklan diLe Mondeselama beberapa pekan ke depan. Total tidak menanggapi pertanyaan yang diajukanAFPpada Kamis (6/5/2021) tentang keputusannya untuk menarik iklan dariLe Monde. Sementara itu, Total mendapat tekanan dari para aktivis pro-demokrasi untuk berhenti “membiayai”junta militer Myanmar.

Baca Juga: Inilah Jawaban Sebenarnya Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Paksa Laksanakan Tanam Paksa

Le Mondemelaporkan, mereka memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa Total mengoperasikan pipa gas dari Myanmar ke Thailand melaluijoint venturedengan perusahaan Myanmar Oil and Gas Enterprise. Myanmar Oil and Gas Enterprise merupakan perusahaan minyak dan gas yang dikendalikan militer Myanmar. Skema keuangan tersebut terdaftar di sebuah negaratax haven, Bermuda, dengan nama Perusahaan Transportasi Gas Moattama (MGTC) pada 1994. Total mengatakan kepadaLe Mondebahwa mereka tidak mengetahui "alasan pasti" untuk memasukkan MGTC di Bermuda tiga dekade lalu. Total menambahkan, pihak perusahaan tidak lagi memasukkan anak perusahaan baru di negaratax haven. Le Mondemenyebutkan, keuntungan dari ladang gas Myanmar tidak melewati pundi-pundi negara Myanmar, melainkan melalui sebuah perusahaan yang sepenuhnya dikendalikan oleh militer.

Baca Juga: Inilah 5 Tempat Wisata Religi di Jawa Tengah yang Bisa Anda Kunjungi Saat Waktu Luang dan untuk Menambah Pengetahuan tentang Penyebaran Islam di Indonesia

Beberapa tahun lalu,Le Monde, bersamaThe Guardiandari Inggris, juga menerbitkan hasil investigasi yang mengungkapkan serangkaian penggelapan pajak yang terkenal dengan nama "Swissleaks". Akibatnya, surat kabar tersebut mendapat "hukuman" oleh raksasa perbankan HSBC pada 2015.

Artikel Terkait