Penulis
Intisari-online.com -Indonesia bisa bangga, kemampuan militer dalam negeri memang makin meningkat.
Perkembangan dilakukan dari tahun ke tahun dan sampai kekuatan militer Indonesia bisa menempati peringkat yang mumpuni di dunia.
Global Firepower 2021 menyebutkan, Indonesia sudah berada di peringkat ke-16 dari 140 negara di dunia.
Dari deretan negara Asia Tenggara sendiri Indonesia sudah menduduki posisi negara dengan militer terkuat.
Baru di belakanganya dibuntuti oleh Vietnam dan Thailand.
Meski begitu TNI sadar kebutuhan untuk terus memperkuat alutsista Indonesia.
Lebih-lebih dengan China terus mengancam kedaulatan Indonesia dengan mengklaim wilayah Laut Natuna Utara sebagai bagian dari klaim mereka di Laut China Selatan.
Peremajaan alutsista masih menjadi PR penting bagi TNI dengan kemarin TNI AL baru saja kehilangan 53 kru KRI Nanggala-402 akibat alutsista kapal selam yang kurang memadai.
Lembaga independen asal Swedia Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), lembaga penelitian konflik, persenjataan, kontrol, dan pelucutan senjata, lewat situs resminya sipri.org tunjukkan laporan impor senjata Indonesia tahun 2019 kemarin.
Saat itu Indonesia membeli berbagai senjata kelas berat hingga ringan.
Antara lain adalah kapal selam kelas Chang Bogo/Nagapasa Class, Self Propelled Howitzer CAESAR dari Perancis, kapal Landing Platform Dock (LPD) Makassar Class, sampai 80 jet tempur KFX/IFX dari Korea Selatan.
Mengejutkannya, SIPRI melaporkan Indonesia mengimpor senjata dari Israel.
Hal ini mengherankan karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik apa-apa dengan negara Zionis tersebut.
Senjata itu adalah Turret Infantry Fighting Vehicle (IFV) ut-30 Mk2 yang nantinya akan dipasangkan di Pandur II.
Bukan pertama kali
Ternyata pembelian senjata militer dari Israel itu bukan transaksi yang pertama kali dilakukan oleh Indonesia.
Transaksi serupa dilakukan juga di era pemerintah Orde Baru (Orba) kala dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Misi pembelian senjata ini terbilang rahasia, dipercayakan kepada Benny Moerdani yaitu membeli 32 pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk dari Israel tahun 1979.
Cerita ini disampaikan di buku berjudul "Benny Moerdani yang Belum Terungkap", saat itu nama misi rahasia ini adalah Operasi Alpha yang diambil dari huruf depan pesawat A-4E Skyhawk yang akan dibeli.
Saat itu Indonesia juga tidak punya hubungan diplomatik apapun dengan Israel, itulah sebabnya operasi dilakukan secara rahasia.
Karenanya Benny Moerdani mengancam anggota misi itu tidak akan diakui kewarganegaraannya jika gagal, seperti disebutkan oleh Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi di bukunya berjudul "Loyalitas Tanpa Pamrih".
Misi super rahasia ini cukup merepotkan intelijen Indonesia karena harus mengirim tim mulai dari teknisi hingga pilot, tentunya dengan diam-diam.
Semua identitas prajurit yang dikirim dalam misi ini dibuang di laut Singapura.
Bahkan, untuk menjaga kerahasiaan, mereka menyebut Israel dengan Arizona (negara bagian AS).
Djoko Poerwoko, salah satu anggota tim, dalam bukunya berjudul "Menari di Angkasa", menceritakan bahwa awalnya mereka terbang ke Frankfurt, Jerman.
Setelah beberapa kali ganti pesawat, mereka tiba di bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel.
Di sana, para pilot itu langsung digiring petugas tanpa sempat menyerahkan surat jalan.
"Betapa hebatnya agen rahasia Mossad (intelijen Israel) yang dapat cepat mengenali penumpang gelap tanpa paspor" kata Djoko dalam bukunya.
Operasi Alpha berakhir pada 20 Mei 1980, dengan tim pulang ke Indonesia lewat Washington kemudian ke Arizona untuk masuk ke pangkalan militer marinir AS US Marine Corps.
Tiga hari mereka melaksanakan pelatihan versi Marine Corps dan di hari terakhir mereka wajib berfoto dengan A-4E Skyhawk milik AS.
Djoko menceritakan, "Ini sebagai kamuflase intelijen."
Kembali ke Indonesia, mereka memamerkan Skyhawk ke publik pada peringatan HUT ABRI, 5 Oktober 1980.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini