Tetapi, kontrak tersebut disebut sudah ditandatangani oleh si pejabat sebelum Kim Jong Un menyetujuinya.
Analis Korea Utara Martyn Williams, yang juga menyoroti fasilitas medis itu, juga menyebutkan pengadaan peralatan jadi masalah utama.
Williams menjelaskan pengadaan itu tidaklah murah, dengan tetangga Korea Selatan itu juga bukan negara yang kaya.
"Jadi, saya paham jika mereka mencoba meminta negara lain untuk mendonasikan peralatan.
"Tetapi ekspektasi mereka tak membuahkan hasil," paparnya.
Peneliti di Stimson Center itu berkata, rumah sakit tersebut merupakan alat propaganda utama Pyongyang.
Karena itu jika pengerjaaannya tak sesuai ekspektasi, mereka tinggal menghapusnya dari berbagai pemberitaan.
Tetapi, Williams memprediksi media setempat akan kembali memberitakan secara luas jika siap untuk digunakan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini