Penulis
Intisari-Online.com - Alexei Navalny merupakan seorang oposisi dan pengkritik vokal Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia dipenjara pada Februari atas tuduhan penggelapan.
Sebelumnya, Navalny hampir meninggal dunia pada Agustus 2020 ketika dia diracuni dengan racun saraf, Novichock.
Setelah berhasil diselamatkan dan pulih, Navalny menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan agar dia diracun.
Tuduhan tersebut dibantah oleh Kantor Kepresidenan Rusia alias Kremlin.
Navalny ditahan pada awal 2021 dan dihukum 2,5 tahun karena melanggar pembebasan bersyarat, dalam vonis yang dia sebut bermotif politik.
Navalny memulai aksi mogok makan pada 31 Maret sebagai bentuk protes karena dokternya tak diizinkan masuk.
Padahal, selama di penahanan dia mengaku menderita sakit di punggung dan kakinya mulai mati rasa.
Kemudian pada 23 April, dia mengumumkan bakal mengakhiri mogok makannya, di tengah pergerakan yang semakin gelap.
Navalny tampil di depan persidangan setelah mengakhiri mogok makan.
Dalam sidang yang disiarkan lewat video, Navalny menggambarkan dirinya seperti "tengkorak yang mengerikan".
Dia juga menggambarkan Presiden Vladimir Putin sebagai "raja telanjang", di tengah upaya banding atas dakwaan memfitnah veteran Perang Dunia II.
Namun, Pengadilan Moskwa menolak banding tokoh oposisi berusia 44 tahun itu dan tetap memberlakukan sanksi denda.
Navalny dituduh menyebut Putin, dan warga lain yang muncul di video pemerintah sebagai "antek korup".
Dilansir Sky News Kamis (29/4/2021), dia juga menyebut mereka "orang tanpa hati nurani" dan "pengkhianat".
Navalny mengecam sistem peradilan "Negeri Beruang Merah", di mana dia juga dijerat tuntutan dakwaan baru.
"Sidang yang mulia, raja kalian telanjang. Orang-orang berteriak karena itu sudah jelas," ujar Navalny.
Dia mengkritik pemerintahan Putin selama lebih dari 20 tahun yang sudah menghamburkan banyak uang namun ekonominya makin merosot.
"Yang tak mengejutkannya, banyak pengamat menyebut ekonomi kita sudah hilang berpuluh-puluh tahun saat ini," sindirnya.
Navalny menyindir Putin sebagai "si raja telanjang" tak peduli dengan negara, karena dia ingin mempertahankan kekuasaannya.
Dia menuturkan bagaimana dekade yang hilang digantikan dengan dekade yang sudah dicuri karena pemerintahan Putin.
Navalny kemudian beralih kepada istrinya Yulia. "Jika engkau mendengarku, berdirilah sebentar supaya aku melihatmu," kata dia.
Navalny mengaku merindukan istrinya, dan berkata sejak pertemuan terakhir, berat badannya hilang dua kilogram.
"Kemarin saya dibawa ke kamar mandi. Di sana ada cermin, saya melihat dan merasa diri saya seperti tengkorak mengerikan," kata dia.
Melaporkan dari persidangan, jurnalis Sky News Diana Magnay menuturkan Navalny mengaku tidak ingin kehilangan momen makan siang.