Keluarga Hardaga bersembunyi di ruang bawah tanah mereka.
Mereka kehilangan semua harapan bahwa mereka akan bertahan sebelum menerima pesan dari seorang jurnalis Israel yang meliput perang.
Kondisi itu membuat keluarga Kabiljo di Yerusalem sedih. Mereka tidak tahu apakah teman dan penyelamat mereka masih hidup di Sarajevo.
Lantas mereka menghubungi seorang jurnalis Israel yang meliput perang.
Wartawan menyampaikan pesan kepada masyarakat setempat bahwa keluarga Kabiljo sedang mencari Zejneba Hardaga.
Pesan lain dikirim ke Yerusalem bahwa Zejneba, yang saat itu berusia 76 tahun, dan putri bungsunya Sara, masih berada di Sarajevo.
Setelah Kabiljo mengetahui bahwa Zejneba masih hidup, mereka menghubungi petugas untuk mengatur penyelamatan.
Kabiljo berhasil membawa kasus ini sampai ke Yitzhak Rabin, Perdana Menteri Israel.
Hingga akhirnya Zejneba dan putrinya diselamatkan dari kekerasan, dan diundang untuk berlindung di Yerusalem.